Kamis, 31 Desember 2009

BUKAN JAMAN ANGKAT-ANGKAT


Ketika aku menyaksikan acara talk show di Golden Way’snya Mario Teguh Metro TV, entah pada episode keberapa aku tidak ingat, tapi ada satu kata yang selalu aku ingat sampai kini. Beliau mengatakan bahwa sekarang itu bukan jaman angkat-angkat! Glodak! He..he..he… sungguh aku malu abis but dalam hati saja. Inilah yang merisaukan aku hingga saat ini, aku memang terlahir bukan untuk angkat-angkat. Bukan sok atau apalah, aku tahu tujuan hidupku, aku lebih tahu tentang diriku sendiri lebih dari orang-orang yang mengenalku bahkan ibuku sendiri. Angkat-angkat sungguh terkesan vokasional sekali. Tidak ada intelektualnya sekali. Sungguh sebuah ironi kehidupan bagi aku. 
Aku mencoba untuk menawar dengan keadaan, aku mencoba bersahabat dengan kenyataan untuk diam-diam mencintai. Mencintai berarti bisa memahami, sejujurnya aku belum bisa memahami. Karena yang aku hadapi kini jauh panggang dari api. Tak sepadan dan tidak sinergi, antara kenyataan dan harapan. Pheeww.
Hidup dan perjalanku bukanlah singkat, 1/3 hidup sudah aku lalui, tapi kepuasan ini belumlah tercapai. Bukan tak bersyukur atau ingkar nikmat. Tapi hati rasa ini belumlah tercapai. Aku memang terlahir bukan dengan potensi luar biasa. Aku hanyalah seorang yang memiliki sedikit kemampuan untuk menganalisa, buklan hanya sekedar melakukan or just do it. Seperti ungkapan diwal, bahwa ini bukan jaman angkat-angkat, akal dan pikiran lebih berharga dari sekedar angkat-angkat dalam tanda kutip. Menjadi hanya sekedar pelaku dalam bekerja menjadi sebuah rutinitas tak berkesudahan. 
Bukan ku tak sempat melihat disekitar kita, bukan kumenutup mata, bukan kutak mau tahu akan anugerah yang diberikan, tapi ada satu hal yang tiada kan padam. Bahwa semangatku sejak dari bangku pendidikan akan tetap menyala. Kata orang menjadi berguna banyak caranya, tapi bagiku bukan inilah jalanku saat ini. Bukan sekedar angkat-angkat dan menunggu instruksi yang kadang mengoyak hati nurani. 
Terlalu lebay or over, whateverlah…tapi aku yakin potensiku akan maksimal apabila aku berhasil menemukan rumah yang selama ini aku cari. Rumah yang mampu membuatku lebih menjadi insan, pembelajar, insan pembagi ilmu dan insan pensintesa serta penyampai kepada orang-orang di sekitarku. Bukanlah sekedar angkat-angkat dan menjadi bayang-bayang orang, suwargo nunut neroko katut, hanya menjadi kanca wingking dan menjadi underdog belaka, tempat salah dan lupa, dan menjadi subordinasi bagi orang lain yang kadang tidak lebih baik kualitasnya dari kita. Hanya karena sebuah system yang usang yang berhubungan dengan isi perut, aku harus mengorbankan waktu dan hidupku…..
Sahabat, bukanlah jaman angkat-angkat sekarang ini, sahabat sudah saatnya kita memaksimalkan potensi kita dengan mencari jalan yang lebih nyaman, cerdas dan berkualitas. Tuhan maha mendengar dan maha melihat, tidak ada kata terlambat.

Bioritmik…
Sebuah siklus hidup yang akan terus berputar dan berkelanjutan. Setiap kita mempunyai karakteristik tersendiri dalam siklus ini. Siklus ini ditemukan oleh Dr. Herman Svoboda ( Ahli Psikologi ) dan Dr.William Fliess of Berlin ( Germanic Academiy of Science ) telah mempelajari siklus Bioritmik ini dalam penelitiannya ( http://cycletourist.com/biochart/biodoc.php ). Banyak dari kita yang tidak memahami siklus ini. Begitupun aku, hanya sedikit tahu dan pengetahuanku baru setengah-setengah saja. Belum menyeluruh. 
Kekagumanku terhadap kata bioritmik berawal dari kecintaanku terhadap musik nasyid yang memiliki lirik-lirik yang bermakna dan penuh motivasi hidup. Bioritmik yang dipopulerkan oleh gradasi menjadi salah satu nasheed favoritku. Selain liriknya yang puitis dan memiliki harmonisasi nada yang indah nasyid ini juga begitu menginspirasi aku dalam perjalanan hidup masa mudaku.
Siklus bioritmik ini terdiri dari siklus fisik, siklus emosi dan siklus intelektual. Ketiga siklus ini akan naik turun sesuai dengan waktunya. Banyak dari kita tidak meyadari siklus kita masing-masing, begitu pula saya ^=^. Pemahaman terhadap siklus ini setidaknya akan mengantisipasi akan hal-hal yang terburuk yang mungkin terjadi dalam hidup. Pada dasarnya semua sudah tergariskan dan akan berjalan sesuai dengan ketetapan Allah. Tidak ada salahnya apabila kita bersama mempelajari tentang ilmu-ilmu dan kebesaran Allah melalui pemahaman hal-hal yang kecil dan unik seperti “BIORITMIK”.
Bioritmik, telah kubuka lembaran baru dan ketika menatap langit biru aku sungguh terpesona akan keagungan dan kebesaran Allah SWT, Sang Rabb Tuhan semesta alam. Alam raya yang megah dan penuh pesona bagi insan-insan yang mau berpikir dan memahami bahwa alam adalah sahabat kita. Akan kuayunkan langkah kecilku ini, perlahan-lahan dan tertatih-tatih seiring awan yang melaju, slow but sure. Ingin ku lempar jauh-jauh rasa malasku, ketidakproduktivanku, kebebalanku yang semua hanya akan menghabiskan sisa umurku dengan sia-sia. Kubuka lembaran baru agar aku bisa menjadi manusia yang tidak merugi kembali. Secercah cahaya adalah harapan, secercah cahaya menerangi kalbu dan menyadarkanku bahwa tidak ada yang perlu disombongkan. Aku akan selalu konsisten akan mengejar cita-citaku, tiada ada ragu untuk mengabdi, bekerja, beribadah yang terbaik untuk mengharap ridho Allah SWT. Tiada alasan untuk tidak terus melaju, waktu tidak mungkin kita panggil kembali dan tidak mungkin akan kembali menghampiri kita. Melajulah sahabatku, karena hidup memang hanya sekali, berartilah walaupun tidak signifikan…


Minggu, 27 Desember 2009

Pagi alangkah cepat engkau kembali...

Pagi, sebenarnya adalah suatu awal yang indah, pagi baginya adalah sebuah harapan untuk mengejar mimpi, tiada alasan untuk berhenti di pagi hari. Matahari disana tersenyum dan menyapa selamat pagi. Malam, mengapa terasa sangat cepat kau pergi, lelahku akan aktivitasku masih tersisa hingga pagi ini. You must work now…alangkah indah menjadi tanpa beban dan alangkah indah apabila kita bisa melihat kita dalam dunia yang kita sangat minati. Semuanya perlu penyesuaian yang panjang, karena hidup perlu perjuangan.
Semua resah hati manusiaku untuk berkarya atas nama pengabdian, seharusnya mendidikku menjadi lebih tegar dan tidak mudah menyerah. Ayat-ayat cinta telah memberikan kekuatan di sela-sela aktivitas yang merutinkan aku dalam sebuah system kapitalis yang begitu-begitu saja.
Pagi , akankah aku mampu memanggilmu di saat aku butuh dan disaat aku enggan. Sebagai manusia aku mencoba melihat lebih bijaksana dalam menyikapimu pagi, karena pagi adalah sumber rejeki, karena pagi aku akan menantang lelah. Pagi, selamat datang pagi, kapankah aku lepas dari rutinitas yang membelenggu ini, semua terasa hitam dan putih…
Pagi, alangkah cepat engkau kembali...sungguh sebuah perputaran masa yang begitu cepat yang meninggalkan manusia-manusia yang hidup tanpa perencanaan yang pasti. Ketika datang kembali, aku mencoba untuk bargaining denganmu sang fajar, dengan melagukan lagu-lagu penuh inspirasi agar ketika kau menyapaku , aku selalu excited.....i am so excited...

Pagi...pesonamu sungguh menginspirasi semua makhluk...tapi mengapa kau cepat datang kembali. Dan alangkah kau cepat pergi lagi....