Selasa, 12 Januari 2010

Sympony Malam


Simfony malam
By : Gradasi

Cahya tembaga semburat di barat
Kala mentari jelang peraduannya
Rona Merah memerah dan memudar
Dan kegelapanpun menumpah Bumi

Lantang bernyanyi melalui malam
Sang Jengkerik Halau sunyi mencekam
Merdu Berlagu
Nyeruak Kelam
Sang Burung Hantu usik keremangan

Berjuta Gemintang berbaris menjalin Rasi
Berkonstelasi di langit tanpa Batas
Berhias Bulan Sabit Bercahya
Bak perahu melayari samudera

Luasnya semesta
Agungnya pencipta
Maha kuasa kuasa kuasa
Allah.......Allah.......Allah...

Bukan sekedar Kungfu Panda



Bicara mengenai film, ada satu film yang berhasil memaksaku menonton hingga puluhan kali. Apalagi kalau bukan kungfu panda. Film yang menurutku sangat lucu banget sekali. Saking lucunya sampai-sampai aku pingin lihat langsung yang namanya panda di kebun binatang ragunan. Sudah capek-capek ke Ragunan, adanya beruang hitam bukan panda, nasib!
Kungfu Panda, bukan sekedar film kartun. Menurutku banyak pelajaran yang tersurat maupun tersirat dalam film tersebut. Yang paling aku suka adalah gesture dari si Po sang kungfu Panda, extremelly funny. Saking kegemaranku sama kungfu panda, temen -temen di tempat kerjaku menyebutku Adi si kungfu panda. Emang sich, selain lucu aku juga imut-imut kayak panda, plus ngegemessin kali ya? (Narsis dikit).
Awal aku menonton film ini karena promosi temenku yang mengatakan bahwa kungfu panda lucu banget, awalnya sich cuek aja. Aku memang males nonton film, bikin ngantuk dan lama lagi. Suatu hari ketika aku lagi jalan-jalan di sebuah mall di kota solo, secara tidak sengaja menemukan DVD Bajakan Kungfu Panda yang di display di sebuah counter di mall tersebut, iseng-iseng beli ah, wong murah cuma 9000 doang (jelas aja murah, bajakan punya, dasar!). Sampai rumah, kusetel dan kutonton, eh bener extremelly funny, georgous lagi. Nggak rugi ngeluarin uang 9000 ribu buat beli DVD bajakan. Nyeselnya kenapa nggak nonton di cinema aja ya. Udah telat sih.
Ceritanya yang gue banget sampai-sampai laptopku screen savernya gambar si Po. Aku ngerasa emang bentukku yang bulet dan senasib dengan si panda yang sial terus kayak aku banget. Satu yang membedakan, si Po berhasil jadi Hero kalau aku masih zero terus. Si Panda from Zero to Hero kalau aku dari Zero ke Zero lagi ditambah Zero, ke Zero lagi, diapa-apain tetep aja Zero kapan naiknya ke satu nggak jelas, he..he..he...^=^
Anyway, yang cerita biarlah cerita yang penting inspirasinya buat hidupku. Yesterday is history, tommorrow is mistery and today is gift. There is no secret ingridient, its just you...so bukan sekedar kungfu panda, ada yang lebih dari sekedar film itu.

Lentera yang Tidak Kunjung Padam




Mendefinisikan Lentera sebagai sebuah benda tentu pikiran kita tidak akan jauh-jauh dengan lampu remang-remang yang menggambarkan tentang kesederhanaan, pelita yang menyinari kegelapan, dan sebagai lambang sebuah harapan yang tersisa.
Lentera, bagiku memiliki sebuah makna panjang yang mampu menggoreskan prasasti dalam kehidupanku. Bukan hanya sebuah kata tetapi mampu menyajikan banyak cerita tentang kisah masa mudaku.
Lentera, bagi sebagian orang tidak bermakna, bagiku lentera adalah spiritku untuk mencapai cita-cita. Begitu kagumku dengan lentera hingga banyak hal yang akhirnya menjadi bernama lentera. Wisma lentera, lentera nasheed, hingga kujadikan Lentera sebagai paswordku di pelbagai macam aktivitas. Wisma Lentera, kini telah tiada seiring para personilnya yang satu demi satu meninggalkan Wisma kecil di kampung Sumurboto Semarang. Wisma lentera akan tetap membawa cerita buat anak cucu kelak, wisma yang tidak sekedar wisma akan tetapi mampu mengabadikan persahabatan anak-anak dengan berbagai macam latar belakang dalam sebuah kesatuan yang unik, sebuah persahabatan yang sederhana dan tanpa syarat apa-apa. Wisma lentera, kehadirannya mungkin tidak membawa pencerahan apa-apa bagi masyarakat sekitarnya tetapi ketulusannya dalam berbagi akan menjadi sebuah memori yang mungkin masih tersisa buat saudara-saudarku di kota Semarang.
Pudarnya wisma lentera, seiring berlalu satu demi satu penghuninya, membawa padam pula pada lentera Nasheed. Lentera Nasheed adalah sebuah warna seni tersendiri yang mampu menyadarkanku bahwa ada seni yang bisa dilakukan dengan sederhana dan tulus. Dalam Lentera Nasheed, begitu banyak membawa kisah tentang kebahagiaan, tentang kebodohan, tentang keanehan, tentang ketidakpeduliaan dan lain sebagainya. Lentera Nasheed, berharap akan membawa sebuah cahaya. Cahaya itu memang sempat ada, tapi padam juga pada akhirnya.
Lentera, akan kemana kisah itu akan kubawa. Semoga cahayamu tetap hidup di hati para mantan personilnya yang kini telah hidup dengan kehidupan yang baru di Bumi Allah yang lain. Semoga tetap menyala di Hati, seperti cahaya dari lady with the lamp yang sampai kini msaih menyala dihati para pemujanya.
Lentera, bagiku kamu adalah cahaya yang tidak kunjung padam hingga kini....

Cerita ini kupersembahkan buat rekan-rekan lentera yang dimanapun kamu berada : Yonni, Oni, Latief, Sang Bedjo, Heri, Trisno, Gunawan, Danang, Aprin...keep in touch ya........ojo lali kapan reunian nich, di Ngawi aja piye?

Menunda Kepuasan


Banyak orang berlomba untuk mencabai yang tertinggi. Berbagai upaya dilakukan orang untuk mencapai yang tertinggi, mencapai kesuksesan yang akan membawa kepada kebahagiaan, kepada kejayaan dunia dan akhirat.
Sukses adalah harapan semua orang. Menjadi sukses adalah mimpi orang-orang ketika masih kecil, ketika belajar mengenai kehidupan. Sukses tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena sukses perlu kerja keras dan pengorbanan.
Menunda kepuasan adalah salah satu kunci orang untuk sukses. Salah satu rahasia sukses para pengusaha adalah mereka berani untuk menunda kepuasan. Memang benar, selama ini ketika aku mengamati fenomena-fenomena kecil disekitarku tentang menunda kepuasan, maka aku semakin tahu bahwa salah satu hal yang berkaitan erat dengan itu adalah masalah gaya hidup. Menunda kepuasan akan sangat sulit dilakukan oleh orang yang mempunyai prinsip hidup,” hidupku adalah untuk hari ini.” Hidup ini untuk dinikmati. Seseorang yang berprinsip, nikmatilah hidup semaumu dan biarkan hidup mengalir maka kemungkinan orang itu akan sukses tapi tidak sesukses orang yang memiliki planning yang bagus untuk masa depan. Selain itu ada faktor lucky yang unpredictable, yang bisa membolak-balikkan rencana seseorang.
Seorang temanku berprinsip, tidak apa nggak punya harta, asalkan aku dan anak-anakku kelak bisa makan enak. Sebagian orang mengganggap, bahwa bisa makan enak adalah salah satu awal dari sukses. Hal itu tidak sebenarnya salah, karena makan enak dan lebih-lebih yang berkualitas sebagai salah satu upaya ikhtiar untuk mencetak keturunan yang berkualitas. Tapi kita perlu melihat bahwa keseimbangan hidup musti ada. Hidup ini memang bukan hanya untuk makan enak, atau sebaliknya hidup untuk makan saja amit-amait pelitnya, benar-benar kayak orang susah abis.
Ada yang bertanya, apa perbedaan orang jawa dan orang cina ketika berdagang? Salah satu perbedaannya kalau orang jawa dapat untung 10 juta sudah bingung bagaimana cara membelanjakan uang tersebut, tapi orang cina ketika mendapat untung 10 juta masih mau makan sama kecap. he..he..he.., aku yang orang jawa jadi malu..soale kalau makan sama kecap aja, seumur-umur aku belum pernah. Jangan kayak orang susah gitu dech!
Itu hanya perumpamaan saja sich, bukan untuk sebuah generalisasi. Tetapi ketika aku mengamati selama perjalanan hidupku ini, memang ada benarnya. Orang jawa paling susah untuk menunda kepuasan, keburu mati soale (akupun juga begitu...). Makanya kebanyakan orang jawa lebih suka jadi pegawai, lebih-lebih lagi menjadi PNS or pegawai negeri santai...kerja nggak kerja tapi dibayar. Ngapain repot-repot dan risikonyatentu saja lebih kecil, jauh dari yang namanya SP atau bikin kronologis kejadian/ incident report ketika membuat kesalahan. Lebih lebih lagi, masih ada excuse kalau telat, coba kalau di swasta telat boleh asalkan gaji nggak naik, ampun dech.
Tidak sepenuhnya salah orang pingin jadi PNS, soalnya banyak waktu PNS untuk nyambi berwiraswasta, asalkan tidak mengganggu kinerja sebagai abdi negara aku akan angkat jempol buat mereka. Two Tumbs!
Intinya, belajar menunda kepuasan adalah hal positif, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok atau lusa. Semuanya mesti ada perhitungannya. Hidup memang misteri, takkan pernah kita tahu apa yang terjadi esok hari.

Selera




Kata orang bijak, selera tidak dapat diperdebatkan. Kata orang selera tidak usah dipaksakan. Memang benar ungkapan tersebut, bahwa selera adalah sesuatu yang sangat personal. Mungkin tidak penting bagi kita, tapi sangat special bagi orang lain.
Selera, sebuah hal kecil yang mengajarkan kita tentang arti tenggang rasa, tentang makna toleransi antar sesama. Selera juga mengajarkan kita untuk terus menghargai perbedaan perbedaan kecil di sekitar kita. Cintakupala, adalah sebuah kelompok bermain yang terdiri dari 6-8 orang yang dibentuk ketika aku di kelas 2 SMA. Cintakupala terbentuk dengan berbagai macam karakter dan sifat individu yang beragam dengan pola pikir dan lebih-lebih selera yang extremelly different. Di Cintakupala kami sering berdebat masalah selera, terutama selera makanan. Semakin kita berdebat, maka semakin kita tahu bahwa kita memang mempunyai selera yang berbeda. Dan lagi-lagi kita kembali pada prinsip”Selera Tidak Dapat Diperdebatkan”. Sebuah ungkapan yang menjadi slogan ketika kita masih remaja.
Selera kita memang beda, tapi tidak pantas kita membuat koridor dengan upaya membuat perbedaan itu makin nyata. Biarkan selera orang beda dengan kita, banyak kesamaan yang dapat kita himpun untuk menjadi sebuah kekuatan positif, agar kita bisa memahami bahwa perbedaan itu adalah sunnatullah. Perbedaan prinsip yang membuat kebanyakan orang membuat jarak dengan yang lainnya. Perbedaan prinsip tidaklah harus membuat orang untuk merasa bahwa kita lebih baik dan orang yang tidak seprinsip adalah tidak lebih baik dari kita.
Ketika hidup dalam situasi yang berbeda dengan komunitas kita, kadang kita merasa tidak nyaman dan merasa ini bukan duniaku. Sah-sah saja ketika kita merasa tidak nyaman, karena kita belum menemukan sebuah benang merah yang membuat kita menjadi klik. Buatku, selera, prinsip, dan perbedaan dengan orang lain biarlah menjadi sebuah fenomena hidup yang mesti aku jalani. Buatku, tidak ada alasan orang lain untuk mengganggu hidupku dan tidak ada alasan aku untuk usil mengusik kesenangan orang lain. Biarlah prinsip dan selera kita tetap berbeda, karena aku akan mencoba untuk belajar menghargai.

Ibu, kini aku jauh darimu


Ibu
Album : Hijrah

Ibuku.. oh .. ibu...
Betapa ikhlas kau menyayangiku
Jiwamu tulus memeliharaku
Tiada mengharap mengharap balasanku

Ya allah tuhanku..
Bukakanlah pintu ampunan-Mu
Curahilah dia dengan rahmad-Mu
Dia merawatku sejak kecilku

Oh ibu.. kini aku jah darimu
Ingin ku luruh di pangkuanmu...
Rengkuhlah aku dengan doa malammu
S'moga Dia membimbing langkahku

Oh ibu.. kini air mataku berderai
Rindu belai kasih sayangmu
Dengan ketulusan hati yang dalam
Maafkanlah anakmu ini.....

Sebuah rangakaian lirik nan indah buah karya dari Munsyid Bijak. Lirik yang dalam dan menyentuh yang membuat aku tetap menyukai lagu ini hingga saat ini. Kesan pertama begitu indah ketika aku dengar nasyid ini pada waktu aku muhasabah di Kampus. PAda waktu itu adalah muhasabah pertamaku ketika aku masuk semester II. Sungguh menyentuh dan berhasil membuat basah kedua pipiku.
Ibu, sungguh ampuh untuk membuat hatiku luruh. Bagiku kau adalah perempuan perkasa yang telah membesarkan aku dan kedua saudarakau seorang diri sepeninggal Bapak. Memang kini aku jauh dariMu tetapi kerinduan akan selalu membuncah dan memenuhi rongga dadaku ini.
Ibu, apa kabarmu hari ini? Semoga senantiasa sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Semoga doamu selalu mengalir untukku dan semoga jalanku senantiasa dalam bimbinganNYa. Amien.

Pasar Swalayan


Sebuah Episode Pasar Swalayan……
Sebuah episode yang aku anggap sebagai sebuah episode kepepet. Aku sekarang bisa merasakan the power of kepepet itu bisa menyingkirkan rasa gengsi dan malu.. Ada kekuatan yang besar ketika kita kepepet, apapun akan kita lakukan asalkan halal dan tidak merugikan diri dan orang lain. Kepepet adalah salah satu alasan mengapa aku mau menjadi seorang pramuniaga di swalayan di kota semarang kala itu. Selain menikmati ketidakpastian (yang sering aku lakukan) aku juga iseng-isenglah mencoba pengalaman baru selain di rumah sakit. Sebulan memang tidak lama, tetapi ada hal-hal baru yang membuat aku sedikit banyak bersyukur bisa memalui episode ini. Sebuah episode yang sangat melelahkan karena bertepatan dengan bulan puasa. Capek, haus, panas bercampur jadi satu.
Proses rekeruitmen yang aku lakukan sungguh mudah, Cuma antrenya yang panjang, kayak ular antre beras. Kok banyak banget ya pengangguran kala itu (termasuk aku), yang diterima paling Cuma ¼ nya. So yang ¾ akan terus nganggur. Jadi pegawai di swalayan sungguh tidak membutuhkan skill sama sekali. Identik sekali dengan pekerja kasar yang berseragam putih hitam. Yah, Itung-itung ngisi waktu dan biar tidak kelihatan nganggur. Kalau nganggur waktu terasa lama dan nggak ada income sama sekali.
Episode swalayan, Sebuah episode dimana aku melihat bahwa penghargaan terhadap pegawai swalayan lebih cenderung menggunakan pendekatan militer , otoriter yang sedikit banyak menggunakan ancaman dan managemen tangan besi dalam memberikan perintah. Begitu ironis sekali dengan prinsip yang telah aku yakini selama ini. Karena aku masuk terlanjur masuk dalam sebuah system, maka aku harus bersahabat dengan kenyataan kala itu. Tak apalah, itung-itung melatih kesabaran dan bisa lebih berempati pada pegawai swalayan. So, kalau pilih sepatu atau baju jangan merepotkan ya, he..he..he..
Buat Mbak Mekar kepala counter sepatu apa kabarmu hari ini. Aku dengar kamu sudah resign dari swalayan sekarang . Semoga hidupmu lebih baik dan apa yang kamu impikan bisa terwujud as soon as possible. Buat rekan-rekan yang lain yang masih bertahan di swalayan, semoga karirnya bagus and Good Luck yo.

Berjalan


BERJALAN….
Berjalan adalah sebuah aktivitas yang dilakukan hampir seluruh umat manusia di dunia. Berjalan bagiku menjadi sebuah aktivitas rekreasi yang murah danmenyenangkan. Tidak semua orang dapat menikmati aktivitas yang murah meriah ini. Aku bersyukur karena banyak sekali manfaat yang dapat aku ambil dari aktivitas ini. Hampir setiap hari aku menempuh 2 km jarak pulang pergi dari kost hingga tempat kerjaku. Banyak sahabat yang bertanya, kenapa tidak kredit motor saja? Sebulan cicilannya paling 500 ribu. Sebuah saran yang bagus, akan tetapi aku belum berminat melakukannya. Berjalan bagiku selain menjadi hobi juga menyehatkan. Tidak apalah kelihatan kayak orang susah, yang penting aku bisa enjoy berjalan-jalan setiap harinya. Hujan, panas terik itu biasa. Kan ada payung, ada topi, ada jaket.
Berjalan juga bisa membantu membakar kalori yang terlanjur jadi timbunan lemak yang numpuk dimana-mana. Kalau tidak diimbangi dengan berjalan mungkin lama-lama aku jadi seperti buntelan lemak . Biar buntelannya agak berkurang, maka harus diimbangi dengan exercise. Salah satunya ya jalan kaki itu. Satu jam berjalan kira-kira bisa membakar 300-500 kalori dengan jalan kaki ringan. Lumayan, 2 piring nasi terbakar.
Pengalaman jalan kakiku belum begitu banyak, setiap hari aku bolak-balik dari kost ke Eka menjadi salah satu pengalaman jalan kaki yang menyenangkan. Berjalan-jalan di lerang gungun adalah salah satu hobiku. Rekor jalan kaki terjauhku mungkin aku lakukan ketika aku ada di Bali tahun 2006 silam. Aku mampu menempuh perjalanan dari Denpasar tepatnya dari Sanglah ke kuta dan kemudian berlanjut ke GWK bolak-balik. Mungkin ada sekitar 25-30 KM. Sendirian, kayak orang hilang. Sungguh, My sweet experience.
Berjalan juga member kesempatan kita untuk melihat lebih dekat fenomena-fenomena kehidupan dan kebesaran Tuhan di sekitar kita. Kalau kita mau memahami akan banyak sekali pembelajaran yang akan kita dapat. Tidak salahnya kita belajar melalui hal-hal kecil yang kita lihat dalam perjalanan kita. So, nimatilah berjalan, sebagia aktivitas rekreasi yang menyenangkan dan muarah meriah. Setelah berjalan dan ketika hendak kerja jangan lupa mandi dulu biar segar dan tetap semangat dalam aktivitas.
Satu hal yang merisaukan aku hingga kini, bahwa tidak ada hak untuk berjalan yang nyaman bagi pejalan kaki sepertiku. Di kota tidak ada trotoar yang nyaman, kalaupun ada sudah berubah fungsi jadi sarana berdagang bagi PKL. Para pengembang juga tidak menyediakan sarana ini mungkin males kalau trotoar dimanfaatin bukan untuk berjalan tapi untuk berdagang. Memang nasib kalau hidup di Negara yang semrawut seperti di Indonesia ini, semuanya serba dilemma. Ya semoga ada perubahan lebih baik di masa yang akan datang satu, dua tahun lagi atau bahkan mungkin baru 100 tahun lagi setelah tidak ada lagi yang namanya kemiskinan dan kebodohan. Hopefully….

Jangan Ambil Sebagian Mimpiku...


Jangan Ambil Sebagian Mimpiku
Cerita sang katak mengilhamiku bahwa untuk mencapai menara yang tertinggi kita tidak harus mendengarkan ocehan orang yang hanya meragukan kemampuan kita. Cerita sang katak yang berlomba-lomba untuk mencapai menara tertingga dan hanya yang satu yang berhasil mencapai dan jadi sang juara, karena ternyata katak itu tuli sehingga ia tidak bisa mendengar perkataan perkataan yang melemahkan dan menyangsikan akan kemampuan sang katak.
Memang sekali-kali kta perlu menjadi tuli dan tidak mendengar tentang apa yang orang katakan tentang kita yang mempunyai kecenderungan negative dan pesimistis. Karena mereka akan mengambil sebagian mimpi kita dan menjauhkan dari kita. Kita yang akan rugi sendiri.
Mimpi asalkan itu gratis maka bermimpilah, karena mimpi adalah kekuatan yang menjadi self motivation kita untuk terus maju. Seandainya mampu tentu akan kita gantungkan semangat ini di atas langit. Karena orang-orang hebat terdahulu yang telah berhasil menggoreskan sebuah catatabn kebanggaan juga berawal dari sebuah mimpi.
Sahabatku, sebagian dari yang kita lihat dan kita dengar akan mempengaruhi perilaku dan pola pikir kita. Maka selalu dengar dan lihatlah yang akan membawa kebaikan bagi kita dan bukan sebaliknya. Karena itu selalu positif dalam segala hal. Dan yang terpenting adalah bersikap tuli dan pura-pura tidak mendengar kalau ada orang yang mengatakan bahwa kita tidak bisa mencapai cita-cita kita. Selalu berpikir,” I can do this.”

Sang Juara



Terlalu sering kita memohon pada Tuhan agar kita menjadi yang terbaik dalam setiap perlombaan, menjadi yang terhebat dan terdepan dalam hidup. Terlalu sering kita meminta pada Tuhan agar menjadi the winner agar bisa melagukan we are the championnya Queen. Terlalu sering kita meminta agar Tuhan menyingkirkan setiap halangan dan rintangan yang ada dalam hidup kita. Sering kita tidak menyadari bahwa kita adalah sebenarnya kuat dan mampu untuk melalui segala cobaan dan rintangan. Kadang kita sudah merasa terlalu cengeng dan mudah sekali hopeless. Yang kita butuhkan adalah Tuntunan dan Bimbingannya agar kita bisa melalui setiap episode kehidupan kita dengan sukses.
Sahabat, pernahkah kita berdoa agar kita bisa melalui setiap kompetisi dan perlombaan yang kita jalani dengan memanjatkan doa supaya kita bisa menerima setiap kekalahan kita dengan hati yang seterang bintang-bintang, dengan hati lapang dan penuh sportivitas? Saya berani bertaruh, bahwa keabnyakan dari kita ketika memanjatkan doa meminta untuk menjadi the best, menjadi seperti kecap yang selalu nomor satu, karena gak ada kecap yang nomor dua.
Ini ada sebuah kisah yang saya adopsi dari Motivation BooK :
Mark, seorang anak kecil hendak mengikuti balap mobil mainan, setelah melalui proses seleksi yang panjang akhirnya Mark dan keempat teman lainnya berhasil masuk dalam final. Sejenak sebelum lomba dimulai Mark meminta untuk berdoa, sambil memejamkan mata ia berdoa berkomat-kamit , satu menit kemudian ia berkata bahwa ia siap. Kemudian perlombaanpun dimulai, semua mobil meluncur dengan kuat, dan akhirnya tali lintasan finish telah terlambai….dan Marklah pemenangnya. Semua bersorak gembira, begitu pula mark dalam hati ia berkata “Terima Kasih Tuhan.”
Pada saat pembagian piala, Mark maju ke depan untuk menerima piala. Sebelum piala diserahkan panitia bertanya pada Mark, “Hai jagoan, pasti kamu tadi berdoa kepada Tuhan agar agar kamu menang bukan?”. Mark terdiam, kemudian menjawab,”Bukan, bukan itu yang kupanjatkan.” Kemudian ia melanjutkan,” Sepertinya tak adil meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain, aku hanya memohon pada Tuhan agar aku tak menangis ketika aku kalah.” Semua terdiam mendengar itu, beberapa saat kemudian terdengar gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
Anak-anak tampaknya lebih mempunyai kebijaksanaan dibandingkan kita semua, Mark tidak memohon pada Tuhan agar mengabulkan setiap kemauannya. Mark hanya memohon agar ia memiliki kebesaran hati ketika menghadapi kekalahan dan bisa menerima kekalahan dengan hati yang lapang. Ia berdoa agar diberi kemuliaan dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Semoga kita bisa mencontoh Mark dan bisa menjadi sportif serta memiliki kebesaran jiwa.

Senin, 04 Januari 2010

paperless......


paperless...

Suatu hari rekan kerjaku menemukan sebuah buku yang dia anggap menarik. Spontan ia nyeletuk, “Boleh nih aku pinjem, mau tak fotokopi.” Spontan aku berespon,” Eh Mas, hari gini kok fotokopi melulu, paperless dong, hobi banget fotokopi.” Di lain kesempatan temen kostku pernah bertanya,”Eh Di, kita sekarang kok nggak pernah beli buku lagi ya, malah sukanya senang-senang danjalan-jalan.” kontan aku nyeletuk,”Eh Sorry ya, aku kan paperless! Hari gini koleksi buku banyak-banyak, ntar kalau pindah kos bingung bawa bukunya lho,”Kataku. Itu tadi sebenarnya cuma excuse sich, alasan utamanya uangnya habis buat makan-makan dan jalan-jalan (sstttt.....jangan bilang siapa-siapa , emang lagi males nih, tambah tua tambah males baca buku.”
Memang sebagian orang masih suka dengan namanya paper dan pada kenyataannya kita memang tidak bisa menghilangkan paper dari kehidupan kita apalagi di tempat kerja. Paperless berarti bukan meniadakan kertas sama sekali, akan tetapi mengurangi penggunaan kertas yang tidak perlu. Banyak sekali alasan mengapa kita harus mengurangi kertas yang tidak perlu, selain efisiensi kita perlu sedikit memikirkan tentang lingkungan hidup(ceileeee.........aktivis green peace nich...). Ya wajar lah, bumi semakin panas, global warming gitu dech. Selain itu kita bisa lebih memanfaatkan teknologi, apalagi sekarang zaman internet, yang masih bisa kita cari di internet tidak perlulah kita beli buku yang kadang tidak kita baca (ada lho orang yang suka beli buku tapi nggak pernah dibaca, ya kayak aku dulu he...he...). Kalau yang bisa kita save di laptop nggak perlulah harus di print, kecuali yang penting banget. Cuma perlu di back up saja. Takut kena virus.
Karena males catat mencatat yang terlalu ribet, pinginnya di tempat kerja pakai metode paperless untuk dokumentasi. So, hal itu pula yang mengilhami team MBOS kami di tempat kerja untuk membuat JDI paperless. Selain hemat juga memanfaatkan teknologi, apalagi di tempat kerja pakai elektronik medical record, biar keren dikit lah. Masak pakai EMR, maen komputer aja kagak lihai-lihai. Kacian banget.
So, buat kamu yang setuju untuk praktis, hemat dan bijaksana maka ayo kita galakkan penghematan kertas dan berusaha memanfaatkan kertas dengan baik. Paperless, just do it!!!

Ngebluk forever


Sleeping Beauty or Ngebluk Forever

Ngebluk, adalah sebuah aktivitas yang mempunyai dua sisi manfaat yang berbeda. Sekilas aktivitas ini memiliki kesan negatif. Ngebluk secara harfiah berasal dari bahasa jawa yang berarti tidur yang berlatut larut dan tidak mengenal waktu. Bagi sebagian orang ngebluk adalah hobi dan sebagian lainnya menghindari hal tersebut karena tidak produktif dan menyianyiakan waktu dengan percuma.
Bagi orang yang kerja dengan shift malam, aktivitas ini sangat menyenangkan sekali. Seperti kita tahu bahwa shift malam memerlukan energi yang cukup besar karena menyalahi ritme istirahat kebanyakan orang, hal ini menuntut seseorang untuk bisa menghimpun tenaga sebelum dan sesudah berdinas malam. Apalagi yang memilki siklus dinas malam yang terbatas, misalnya cuma 2 hari. Oleh karena itu, ngebluk bagi pekerja yang bekerja dalam shift adalah aktivitas yang penuh manfaat dan bagi orang yang nonshift amit..amit dech.
Sebagian orang ada yang menggunakan aktivitas ini untuk malas-malasan, dengan alasan saving energi. Seperti ular yang habis makan biasanya langsung tidur panjang, si ngebluk biasanya akan melakukan hal yang serupa, habis makan langsung sleeping beauty. Tapi hati-hati dengan aktivitas ini, apabila berlebihan bisa menyita usia kita. Masak 1/3 jatah usia kita hanya untuk tidur, bayangkan sandanya usia kita 60 tahun maka 20 tahun kita gunakan hanya untuk tidur. So, seimbanglah dalam hidup, ada waktu untuk bekerja, beristirahat dan berdoa. Jangan lupa sempatkan untuk belajar secara berkelanjutan di life university....thats a real university in your life....
Untuk temen-temenku yang suka ngebluk, jangan sampai mendapat sebutan sang ngebluk berdarah ya.....

Minggu, 03 Januari 2010

Menikmati Ketidakpastian...



Tibalah aku pada sebuah episode yang aku sebut menikmati ketidakpastian. Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang suka dengan uncertainty things. Nobody, I bet. Aku percaya bahwa apa yang kita mau belum tentu akan terwujud, pasti akan ada yang missing. Aku berharap seandainya aku bisa memilih tentu aku ingin semua yang kumau akan terjadi. Sungguh sebuah cita-cita yang mustahil. (Namanya berangan-angan sah..sah aja..)
Ketidakpastian, sebuah kondisi unpredictable dan aku selalu dituntut untuk menerima dengan kondisi yang terburuk sekalipun. Karena semua adalah kehendak Tuhan dan sudah menjadi kehendak alam. Ketidakpastian bagiku juga merupakan sebuah tantangan agar aku bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi, menang atau kalah atau bahkan harus berakhir dengan sia-sia (amit-amit deh). Yang harus aku lakukan sekarang adalah menikmati segala ketidakpastian ini. Dibalik ketidakpastian pasti ada harapan yang terindah bagi masa depanku dan bagi orang-orang disekitarku. Ketidakpastian akan berujung pada kepastian tentunya. Untuk mencapai kepastian akan banyak pilihan-pilihan yang ditawarkan, apakah kita mau menanggung segala konsekuensi dari pilihan kita, tentu membutuhkan keberanian yang tidak kecil. Karena kita semua tahu pilihan sebanding dengan konsekuensi. Period.
Menikmati ketidakpastian, bagi sebagian orang adalah sebuah pilihan aktivitas yang menyiksa. Sebagian orang beranggapan bahwa hal tersebut adalah membuang waktu dan sia-sia belaka dan sebagian orang berpikir itu adalah tindakan bodoh yang tidak beralasan. Intinya, banyak sikap orang untuk menghadapi ketidakpastian, bagiku semuanya sah-sah saja.
Menikmati ketidakpastian perlu strategi yang unik, agar kejemuan itu runtuh dengan sendirinya bersama sang waktu. Menikmati ketidakpastian perlu kecerdasan tersendiri agar kita tidak mati berdiri akibat stress yang berkepanjangan. Bagiku menikmati ketidakpastian adalah karunia dan ada hikmah dan rahasia Allah yang akan kita mengerti setelah kepastian final itu datang. Walau ketidakpastian itu berakibat duka dan kegagalan, cobalan untuk bersahabat dengan kenyataan. Karena hidupku masih panjang, hanya kita yang berhak menentukan arah langkahku. Semoga Allah selalu menjaga langkahku agar senantiasa berada di jalan kebenaran hingga jatah usiaku di dunia berakhir.
Buat sahabatku dimanapun kamu berada, mari kita nikmati ketidakpastian dengan tersenyum dan yakinlah harapan senantiasa ada.........

Sang Ngablak Tersirat...


NGABLAK TERSIRAT...

Sebuah ungkapan yang aku create sendiri mencoba untuk mendefinisikan sebuah upaya untuk berbicara atau menyampaikan sebuah keluhan, fakta, dan fenomena dengan bahasa yang disamarkan dengan harapan agar orang lain tahu tentang dia atau apa yang dia maksud walaupun kadang-kadang diksi yang ia pilih hanya dia sendiri yang tahu,(walau kadang-kadang didramatisir, a little bit lebay....). Sebagian orang merasa puas apabila ia mampu membuat orang penasaran tentang apa yang ia tulis tetapi sebagian orang juga tidak peduli terhadap apa yang ia maksud karena buat sebagian orang hal itu dianggap terlalu personal dan melankolis.
Sang Ngablak tersirat itu biasanya berusaha mendiskripsikan perasaan-perasaan dan keinginan serta keluh kesah yang ia punya dengan harapan banyak orang yang tahu tentang perasaaannya melalui bahasa tulisan walaupun ia sebenarnya ingin sekali orang akan berempati padanya. Ibarat kucing yang malu-malu ketika melihat ikan di meja, istilahnya p ura-pura malu walau sebenarnya mau.
Ngablak tersirat adalah sebuah aktivitas yang sah dilakukan oleh siapapun, karena sebenarnya ngablak tersirat hanya berupaya menggambarkan ide-idenya melalui majas, perumpamaan, metafora, ataupun bahasa bahasa majas serupa. Ia tidak ingin secara gamblang mendefinisikan keinginannya karena menurut hematnya akan mengurangi keindahan dalam penyampaian keinginannya dan kurang berseni.
Ngablak tersirat biasanya cenderung dilakukan oleh orang-orang yang memiliki ½ keberanian untuk berterus terang tentang apa yang ia mau. Karena mungkin hanya Tuhan dan ia sendiri yang tahu tentang yang ia mau. Melalui tulisannya itu ia harap ada yang bisa diajak berbagi dan bisa berempati padanya. Sutralah...
Aktivitas ini bagi sebagian kalangan sungguh menyanangkan karena akan membuat sebagian orang bertanya tentang apa yang ia maksud. Curiosity orang akan dipermainkan (itu bagi yang punya simpati pada sang ngebluk tersirat tersebut, bagi pembaca yang tidak kenal atau tidak mau tahu maka hal ituakan dianggap bagai angin lalu. Ya nasiblah tidak ada penggemar He..he...
So bagi kamu yang tipe-tipe ngebluk tersirat jangan putus asa, masih bayak media-media yang menampung ide-ide setengah hatimu untuk kamu bagi ke orang-orang yang ada di sekelilingmu. Jangan lelah menulis tentang apa yang ingin kamu tulis walaupun kamu tipe penulis malu-malu kucing, its better than malu-maluin. The show must go on.

Sabtu, 02 Januari 2010

POTRET KEDAMAIAN ITU.......


Rinduku akan gambaran keindahan panorama desaku yang indah. Desaku tempat aku lahir dan bertumbuh hingga aku beranjak remaja. Sebuah panorama desa yang sederhana dimana sungai mengalir dan airnya jernih berdesir..desir, dimana sawah yang hijau menguning harmonis dengan suara burung-burung berkicau laksana nyanyian alam yang sungguh merdu.
Sungguh indah kampung halamanku yang terletak di kaki gunung yang biru, dimana anak-anak kecil berlari-lari kecil di antara pematang sawah untuk mengejar cita-cita di bangku sekolah. Dimana profil perempuan-perempuan perkasa yang tegar menjalani kehidupan yang dari hari ke hari semakin tidak bersahabat. Dimana arogansi kapitalis mulai mencengkeram nuansa bening desaku yang membuat hidup tidak lagi sesederhana dulu.
Kini hidup mulai berganti, masa telah membuktikan bahwa persaingan nampak semakin nyata. Siapa mampu bertahan dan siapa yang mampu mengambil kesempatan dia yang akan jadi juara.
Potret kedamaian itu, apakah masih tersisa? Semoga masih dapat kunikmati sejuknya embun pagi dan ramahnya sikap orang-orang desa yang sederhana, jujur dan apa adanya. Februari nanti, aku akan kembali....InsyaAllah.....

Jepara sebuah Memori Masa Muda yang Hebat..


Menatap lembayung senja di pantai bandengan dan angin yang menepis wajahku yang cerah, sepoi-sepoi menghantarkan hawa kesejukan yang luar biasa setelah bergelut dengan tugas dan rutinitas yang membosankan. 4 tahun kenangan itu telah berlalu tetapi ada rasa yang meyakinkan aku untuk mengulang sekali lagi kenangan itu. Menatap keindahan lembayung senja di pantai utara di bumi kartini membawa banyak kesan yang bukan sembarangan. Sebuah kesan yang akan terkenang oleh para pelaku-pelakunya yang kini telah membawa hidupnya masing-masing di kehidupan yang baru.
Jepara, pesonamu mungkin tak akan pernah pudar di hatiku dan di hati saudara-saudaraku yang lain. Pesonamu mungkin tak sedahsyat ketika menatap lembayung Bali di pantai kuta, tetapi kisah dibalikmu yang kan membuatku terus mengenangmu dan sampai menulis artikel tentangmu. ^=^
Kisah suka dan duka menjadi memori tahun 2006 ketika mencoba melakukan peran sebagai seorang mahasiswa di akhir studi pada perguruan tinggi di pesisir pantai jawa tengah. Menjalani peran ganda sebagai pembelajar dan penikmat hidup membuat waktu berjalan begitu cepat karena segalanya bisa berjalan dengan sinergi. Pantai yang indah, suasana pesisir yang religius, dan gambaran masyarakat yang semi modern menjadikan jepara memilki pesona yang tidak mudah untuk dilupakan.
Peran yang telah kami jalankan bukanlah peran yang mampu mengubah dan mengadakan perubahan yang signifikan, at least kehadiran aku disana bisa menambah lembaran baru dalam episode hidupku dan aku menyebutnya “Episode Bumi Kartini”. Sebuah episode hidup singkat yang menyenangkan.
Semoga episode itu dapat terulang kembali, buat sahabat-sahabatku : Mbak Heni, Mbak Yati, Mbak Enggar, Mas Fai, Anik, Elsa... how is your life? Terima kasih sudah menjadi bagian dari episode Bumi Kartini, semoga Allah mempertemukan kita kelak di pantai pasir putih Bandengan...

Ketika Berhenti Di Sini...


Ketika Berhenti Di Sini

Ketika Berhenti Di Sini....aku semakin mengerti bahwa ada yang terus menghilang.

Ibarat kata yang diucapkan gaungnya semakin hilang tertelan angin dan tidak pernah sampai ke siapapun bahkan ke telingaku sendiri

Ketika berhenti di sini aku semakin mengerti bahwa ada yang akan berubah

Semakin lama semakin bersusut gunanya dan semakin berkurang nilainya

Ketika aku berhenti disini aku juga mulai memahami bahwa akan ada yang musna..

Musna tertelan oleh rutinitas yang itu..itu..saja dan tak begitu tahu apakah itu bermakna bagiku

Ketika berhenti di sini aku coba mengerti bahwa mencoba mencintai bahkan memiliki walau ada yang tidak sempurna...

Ketika aku berhenti di sini aku sadari bahwa lembaran hidupku akan terus berkurang lembarannya dan akan berkurang jatahnya..

Ketika sampai disini aku coba bersahabat dengan realita...bahwa aku memang tidak sendiri dan aku memang harus mencari dan terus mencari...

Ketika aku berhenti di sini aku mencoba bertanya pada diri sendiri walau sebenarnya aku tahu jawabannya...

Ketika berhanti di sini kucoba mencari yang berbeda dari sebelumnya, karena ketika berhenti di sini mungkin tidak akan terulang kembali masa-masa itu..................


Bumi Serpong Damai Tangerang, awal tahun 2010






Jumat, 01 Januari 2010

Membunuh Waktu......


Inilah Episode Yang Aku Sebut “Membunuh Waktu”
Sungguh mulia orang-orang yang senantiasa istiqomah berjuang di jalan Allah, yang senantiasa berfikir bahwa harta dan waktunya telah dibeli oleh Allah dan yakin bahwa kejayaan itu akan datang, mereka punya cita, mereka punya cinta dan waktu bagi mereka sungguh berkah. Betapa waktu ibarat pisau, kadang bisa melukai kadang bisa mempersenjatai dan kadang mampu menjadi sahabat dalam karya-karya yang bermanfaat. Waktu harta yang mahal karena dengan membayar berapapun kita tidak mampu membeli agar sang waktu yang berlalu sudi kembali menghampiri. Aku ingat selalu akan pesan saudaraku Witri akan hal itu. Waktu yang akhirnya mengubah segalanya, waktu yang membuat segalanya berubah. Waktu yang membuat luka menjadi lebih kering dan waktu yang menghatarka kita pula pada sebuah ujung hidup yang kita sendiri tidak tahu kapan itu akan datang.
Membunuh waktu, sungguh sebuah ungkapan konyol yang sebenarnya aku malas mengutipnya. But, Brother, aku terlalu sering melakukan itu. Berapa usiaku yang sia-sia tanpa bekas dan hanya berujung pada kejumudan semata di ujung usahaku. How come? Ya itulah realita, aku enggan mengulang kembali kesalahan itu. But, biar semua menjadi ilham dan hikmah yang akan membawa aku pada sebuah ungkapan yang lebih mulia daripada membunuh waktu.
Aku ingin mengcopy hidup orang-orang yang umurnya berkah, tapi apa daya. Aku bukan superman dan sangat susah untuk menjadi superboy. Tidaklah semudah bermimpi, walau aku tahu mimpi itu gratis dan Cuma-Cuma. Hidup selalu berpacu dengan waktu dan hidup akan terus berputar dan dunia akan terus berlanjut dengan atau tanpa kehadiranku. Aku memang sadar bahwa kontribusiku pada umat masih nol besar. Aku tidak mampu menjadi pemenangnya hari ini. Walau Tuhan tahu siapa yang akan jadi pemenangnya tapi aku enggan mencari tahu, karena akulah yang akan tampil sebagai nominatornya 10 tahun lagi. 10 tahun lagi bukan waktu yang singkat untuk menjadikanku sebuah puncak pencapaian hidup yang saat ini. Hidup ini sungguh unpredictable. Aku melihat sungguh banyak ketidakadilan yang menyertaiku dan menyertai kehadiran sang jabang bayi yang putih bersih dan tiada berdosa. Hidup kadang menyenangkan karena atas nama cinta, tapi buatku hidup tanpa cinta adalah sah-sah saja. 
Andai aku punya target, tentu aku tiada akan seperti ini. Sahabatku telah mengajarkanku agar aku punya target yang jelas, aku coba dan hingga saat ini belum juga ada target yang jelas. Aku bingung menjadikan targetku karena kesempatan dan peluang itu datang tiba-tiba dan pergipun tiba-tiba, sungguh konyol. Target, mau tidak mau harus aku menulisnya dalam upayaku mencapai sang pemenang. Ya Allah, hanya padamu aku bergantung dan hanya padamu aku berserah diri. Karena hidup hanya sekali, ada dan tiada aku dunia akan terus berputar.




Menjadi Kupu-Kupu...


Menjadi kupu-Kupu
Aku menyebutnya sebuah episode menuju kupu-kupu. Semua tahu bahwa apa yang kita rasakan saat ini bisa jadi menuju proses pendewasaan kita. Aku mencoba mencari hal positif dari segala ujian fisik dan mental yang aku hadapi. Menjadi baik dan indah memerlukan proses yang rumit. Alam telah mengajarkan pada kita bahwa menjadi lebih indah perlu proses yang panjang, lihatlah si kupu-kupu, betapa indahnya kreasi sang pencipta. Untuk menjadi seperti itu perlu proses yang melelahkan untuk lepas dari kepompong. Sebuah ikatan yang kencang yang melilit si ulat kecil yang ingin berubah menjadi baik. Yang lain tidaklah mungkin menolong karena si kupu memang tidak butuh pertolongan agar mudah keluar dari lilitan kepompong. Itu sudah digariskan oleh Sang creator agung, agar kupu-kupu mampu belajar dari kesulitan dan mampu tampil sebagai pribadi yang unggul dan menawan semesta. Selamat datang kupu-kupu nan elok rupawan, selamat datang di alam semesta. Itulah sapaan alam bagi sang indah kupu-kupu.
Proses yang kulalui semoga menjadi sebuah proses metamorphosis yang mengantarkan aku pada sebuah jalinan proses yang mendewasakan dan yang menguatkan jiwaku. Aku mencoba mencari hikmah yang kudapat dari luka yang kurasa, mungkin menyakitkan dan mungkin menjengkelkan bagi orang-orang yang terimbas akan proses-prose hidup yang terkadang tidak menyenangkan. Episode ini kulalui dengan 2 hal yang membuat galau hidupku, aku akan mencoba bargaining dan mencari koping akan segala peristiwa-peristiwa yang menantangku untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Kalau aku menyerah maka aku akan memasuki episode yang aku sebut kekalahan. Aku yakin bahwa episode menjadi kupu-kupu ini akan menempaku menjadi bentuk yang lebih indah, minimal aku bisa memberi manfaat bagi sesamanya. Bagi orang-orang disekelilingku dan bagi orang-orang yang mencintai dan yang kucintai.
Menjadi kupu-kupu adalah proses yang cukup sulit tapi aku yakin Allah tidak akan memberikan kupu-kupu sebuah lilitan sekuat rantai yang sulit untuk ditembus. Semua ada jatahnya dan aku yakin bahwa aku punya pilihan untuk eksis atau hanya untuk sekedar menjadi kisah yang dikenang. Satu yang harus aku yakini bahwa apa yang kita tuai adalah apa yang kita tanam dari perbuatan-perbuatan masa lalu yang sudah terjadi atau yang telah kita perbuat dengan seingat or tanpa seingat kita. Hidup adalah sebuah rangkaian cerita yang sambung menyambung menjadi kisah dalam sebuah catatan kebanggaan masing-masing individu. Tidak selamanya kita menjadi tokoh utama atau menjadi primadona dalam setiap alur cerita, karena setiap yang kita lakonkan adalah tuntutan dari sang dalang dari panggung sandiwara yang sedang kita lakonkan. Mungkin kita harus menjadi salah satu history of sucking dalam sebuah jalanan cerita yang panjang. Menjadi sucking tidaklah menyenangkan tapi ada saatnya menjadi menantang kita ketika kita harus berada di bawah dan menjadi olok-olokan orang-orang di sekitar kita. Nikmatilah setiap episode yang kita jalani, santai saja, semua ada massanya kita menjadi terhebat atau menjadi yang terhina, tiada ada yang sia-sia yang ada kalau kita bisa belajar untuk menjadi lebih kuat.
Sahabat, menjadi kupu-kupu tidak akan sepanjang ketika menjadi seekor kura-kura, menjadi kupu-kupu adalah singkat. Ada masanya kelak sayap-sayap lemah itu akan runtuh ke bumi dan sang kupu-kupu harus melewati fase hidup selanjutnya. Masa keemasan itu ada tapi masa kehancuran adalah sebuah keniscayaan, keniscayaan yang bukan delusi semata. Semua ingin indah pada waktunya, semua ingin mencatatkan diri sebagai orang-orang pengisi buku sejarah yang ditulis oleh orang-orang semasanya. Kebanyakan orang-orang ingin menjadi pahlawan, tapi kata ebiet G Ade, apakah semua orang harus jadi pahlawan? Pahlawan bukanlah orang yang sempurna segala sesuatunya, ia orang-orang yang mampu menciptakan segala sesuatu yang lebih pada masanya, ia mampu mengkreate hidup menjadi lebih mulia. Lebih terhormat dalam sejarah peradaban manusia. 
Pahlawan juga ibarat kupu-kupu. Proses keluar dari kepompong akan lebih susah dan melelahkan dari kebanyakan kita yang hanya sebagai figuran. Proses itu mempertaruhkan nyawa, sehingga pantaslah sebutan pahlawan diberikan bagi orang-orang yang merasa ia belum berbuat apa-apa setelah ia menjadi agen perubah yang luar biasa hebat. Kerendahan hati tidak bisa lepas dari pakain sang hero, seharusnya kerendahan hati menjadi baju dan penutup hati sang hero. It must be..karena aura sang pahlawan bisa hilang akan ketakaburan yang menjatuhkan citra diri sang pahlawan.
Sahabat, ingin aku nikmati masa menjadi kupu-kupu itu walau masa akan menjadi kupu-kupu itu aku takkan pernah tahu, semua tergantung usahaku. Aku ingin menangisi mengapa aku melakukan kesalahan yang ke 2 atau ke 3 kali. Sungguh menyedihkan, bukan sebuah gambaran yang patut ditiru dan pantas dijadikan referensi dalam tanda kutip. Hidup yang aku jalani akan terus melewati episode-episode hidup yang lain, episode-episode itu akan terus berjalan tanpa aku minta. Episode-episode hidup yang penuh warna harus dilalui sang kepompong untuk menjadi kupu-kupu nan elok. Semua ada kadarnya dan aku yakin akan keadilan Tuhan. Biar semua berjalan sesuai dengan episode-episodenya.
Kupu-kupu itu belum mengembangkan sayap, kupu-kupu itu masih tersembunyi, suatu waktu ia akan memanggil teman-temannya untuk berdendang akan sebuah lagu kemenangan yang riang. Kupu-kupu itu masih impian, tapi menurut kehendak alam, itu pasti akan tetap indah pada masanya kelak. Sahabat, yakinlah bahwa Tuhanmu telah berjanji bahwa dibalik kesusahan pasti ada kemudahan, jadi yakinlah akan titah Tuhanmu. Tiada alasan untuk kembali menjadi ulat dan menjadi history of sucking forever. Sejarah hanya akan mencatat hal-hal yang besar dan menarik untuk diperbincangkan, ibaratnya bila ingin menjadi bagiannya jadilah luhur jiwa atau menjadi angkara murka sekalian, karena yang nanggung-nanggung akan sulit dicatat oleh sejarah peradaban manusia. Jadi jangan menjadikan dirimu nanggung sahabat, atau jangan menjadikanmu hidup hanya dizone nyaman dan rutinitas. Sebuah rutinitas memang akan mengurangi risiko kesalahan dan mengapa orang-orang sangat suka dengan rutinitas, karena memang jauh dari rasa bersalah itu. You choose lah sahabatku…
Sahabat, preistiwa-peristiwa itu akan terus membekas dalam memori jangka panjangku, tapi menjadi kupu-kupu ini akan terus menjadi motivator agar aku tidak menyerah hanya karena ketidaktelitian yang menyertai pekerjaanku sebagai employee ini. Dia mengajarkan agar kita bisa lebih asertif dan ia mengajarkan pada kita agar tidak melakukan hal-hal yang membuat dendam yang berkepanjangan. Hilanglah semua dendam, hilanglah semua sakit hati, karena penyakit hati yang akan membuat kita sama dengan mereka-mereka yang memperlakukan orang tidak sesuai dengan kapabilitas dan dalam situasi kondisi yang seharusnya dan selayaknya. Hidup akan terus berjalan tanpa atau dengan peristiwa-peristiwa itu.
Sang kupu-kupu selamat bermetamorfosa, ada waktunya kelak untukmu menjadi penghias semesta dengan tarianmu yang indah. Sang kupu-kupu jadilah ilham bagi lingkungan dan jadilah menyenangkan di akhir nanti. 






Langit Itu apakah masih sama.....


Langit itu apakah masih sama…
Setiap waktu aku selalu memandang langit itu, suatu saat aku berfikir? Apkah langit itu masih sama dengan yang aku pandang di kampung halamanku, apakah langit itu masih tetap yang dulu ketika aku lahir ke dunia ini. Apakah langit itu tahu akan kabarku saat ini? Apakah langit itu bisa merasakan resah hatiku, apakah langit itu bisa berempati kepadaku? Apakah ia mampu menjawab akan kegelisahan hatiku. Saat kupandang semburat merah jingga pagi ini, sungguh aku bertanya mengapa pagiku begitu cepat kembali, alangkah pagi cepat berganti kembali, apakah waktu berlalu bagai kilat. Langit mampukah kau menjawabnya?
Langit apakah kau mampu bercerita tentang hikmah dari segala peristiwa, apakah langit akan berbisik ketika aku sedang mencari, ketika aku akan bertanya, apakah kau akan menjawabku. Langit itu, apakah kau akan mendengar keluhanku dan apakah kau tahu betapa hatiku saat ini tidak menentu, hatiku sungguh kacau? Langit itu apakah akan tetap membisu sampai akhir nanti. Langit, akankah kau beri aku kedamaian itu kembali, hingga masa akan berlalu.
Langit malam itu, apakah sama dengan yang dipandang oleh engkau yang jauh disana, mengharap adanya satu titik yang sama-sama dipandang, mengharap horizon bertemu dan melukiskan tentang kebahagiaan yang akan dijalani kelak, 2-3 tahun lagi ataupun mungkin satu atau dua bulan lagi…
Langit, tetaplah menjadi saksi bahagia dan dukaku selama ini, semoga langit itu masih sama dengan yang kupandang ketika aku baru mengenal dunia puluhan tahun yang lalu.


The Audacity Of Hope.......


Kawan, suatu saat kan tiba waktunya kita untuk bertemu dan bercerita tentang apa yang telah kita impikan ketika kita masih kecil. Di sebuah desa kaki gunung yang biru, dimana kedamaian yang bersemi menjadikan kita tumbuh dalam nuansa kebeningan. Sebuah masa yang pasti akan kita rindukan sampai kapanpun. The audacity of hope, sebuah kata yang mungkin belum kita temukan dalam kamus hidup ketika kita masih mencoba mencari jati diri kala itu. Dan kini sebagian hidup itu telah datang, sebagian mimpi itu telah terwujud, tapi belum semuanya kawanku. Sahabat, puisi yang kugoreskan kala itu, masih terngiang jelas dibenakku. 
“Sahabat masih ingatkah engkau, ketika kita belajar bersama di desa di kaki gunung yang biru, kita bercerita tentang hari esok yang lebih cerah. Suka duka kita lalui bersama, kadang kita bertukar pikiran tentang apa yang ingin kita wujudkan.”
 Sahabat, kini engkau jauh, kini engkau telah dirantau, begitu pula aku. Ada saatnya kelak kita akan berkumpul, menyatukan kenangan-kenangan yang berserak. Menghimpun cinta dan angan yang masih tertunda. Sahabat, hidup kita tidak selamanya, mungkin akan kita turunkan sebuah catatan kebanggaan, di lembar sejarah hidup anak cucu kelak. Sahabat, masa itu akan terus ada, masa itu akan terus berjalan, waktu akan terus berlalu. Semua ada masanya, kita adalah sejarah bagi masa yang akan datang. Hidup ini, bukan hanya untuk dibiarkan berlalu tanpa ada yang bisa diambil luka dan senyumnya. 
Sahabat, kisah masa kecil kita, akan terus menjadi lembaran yang selalu tersimpan dalam memoriku. Aku percaya bahwa aku ada karena kau ada. Kau selalu menganggap aku ada sebagai sahabat yang sampai kapanpun tidak bisa dipungkiri bahwa kita pernah tertawa terbahak-bahak, pernah berbuat curang satu sama lain, kita pernah sedih dan kita pernah bertengkar ketika tidak sepaham. Tapi itulah bumbu persahabatan. Karena itu, kita bisa berbagi, kita bisa menilai dan mencintai atas nama saudara. Semua itu bukan karena ada dengan sendirinya. Itulah proses belajar kawanku. Sebuah kisah klasik yang akan selalu ada untuk masa depan. Terima kasih sahabat, kau mengajariku tentang satu yang akan selalu bersemi di hati, persahabatan itu akan selalu ada.
Sebuah keberanian untuk berharap, sedikit banyak mengantarkan kita pada fenomena kita saat ini. Keberanian itu menjadikan apa yang kita raih sebagian saat ini. Berani untuk bermimpi bukanlah sebuah kekalahan atau aib yang memalukan, keberanian itu kan selalu mencambuk kita agar selalu bermain-main dengan kegagalan dan kesedihan. Keberanian untuk berharap mengajarkan kita akan kemenangan dan kekalahan hidup. Karena hidup tidak selalu menjadi pemenangnya. Karena tak selamanya kita menjadi tokoh utamanya. Kita harus tabah menjalani episode-episode hidup yang ada. Ada episode yang disebut bahagia atau episode yang disebut kesedihan, kekonyolan, kebodohan dan episode ketergesaan. 
Sahabat, ketika kau datang nanti, aku akan bertukar hikmah dibalik episode-episode yang aku jalani dalam pengejaran kebahagiaan itu. Episode-episode yang akau lalui bukanlah sebuah akhir. Banyak episode-episode yang belum aku lalui. Dan itu adalah rahasia Sang Illahi. Sahabat, ada saatnya kita berkumpul nanti dalam sebuah forum yang kita kondisikan menjadi indah. Saatnya nanti akan tiba, kita bisa bernyanyi dan bersenandung mengulang memori yang hampir pasti hilang. Saatnya pasti akan tiba, 3-5 tahun lagi. Saat usiaku masih ada, saat Allah massih beri umur bagiku untuk memegang tanganmu. Karena kucinta sahabatku karena ku akan bahagia denganmu dalam sebuah simphoni dan live in harmoni. Dengan ketulusan itu akau mampu buat aku hidup dan eksis selamanya.
Sahabat kecilku, aku yakin kau masih mengenangku hingga kini. Ada yang akan hilang dan ada yang akan bersatu kembali dalam sebuah bingkai cerita sang maestro sastra. Alunan melodi nan sederhana akan mengantarkan kita pada sebuah akhir yang indah.
Tulisan ini aku dedikasikan untuk teman-teman waktu kecilku : Niken, Alif, Adari, Andit, Wiwid, Agung, Sumarni, Kasiren, Bowo de el el. Where are you friend? I miss you all….




Takdir Telah Membawaku ke 2010...


Apa yang kurasa hari ini adalah seperti hari-hari yang lain, tiada ada yang special. Orang-orang menganggap bahwa pergantian tahun adalah sesuatu yang luar biasa, bagiku adalah sama saja, Cuma ganti hari dan ganti kalender. Hari baru tahun baru seharusnya bagiku menjadi moment untuk menjadi lebih dari hari-hari sebelumnya, tapi aku belum mampu bertekad untuk itu, aku belum punya bukti sebelumnya. Dan ketika kulihat matahari pagi ini, memang tiada ada yang berbeda, malaikat juga kan mengerti bahwa ini bukan segala-galanya. Takdir memang telah membawaku pada awal 2010, sebuah perjalanan hidup yang sudah lumayan panjang dan cukup melelahkan. Aku bukan petualang tapi akan bertualang keliling buana ini. Ingin aku meninjau dunia sana yang berbalut misteri kehidupan. 
Takdir itu, telah mengajakku pada sebuah masa yang lebih keras dalam pertarungan hidup. Semua menuntut kita untuk berlari, kita tidak bisa Cuma stuck di antara kegagalan masa lalu. Takdir juga yang masih mempertemukan aku dengan masa dimana sebenarnya aku masih punya waktu untuk memohon ampun atas segala dosa selama ini. Takdir itu, menghantarkanku pada sebuah episode eka hospital, dan takdir pula yang memisahkan aku dengan orang-orang yang telah hadir dalam kehidupanku.
2010, sebuah bilangan tahun yang ke 2010 sejak kelahiran Isa Al Masih, dimana pada hakikatnya sudah hadir masa sebelum penghitungan tahun itu. Sungguh perjalanan waktu yang sangat panjang dan aku sebagai salah satu yang ditakdirkan untuk hadir dalam peradaban manusia pada abad ini. 2010, ada apa dengan periode waktumu aku tidak akan pernah tahu. Aku hanya percaya bahwa sepanjang periodemu akan banyak kisah hidup yang layak diperbincangkan atau layak untuk dikuburkan dalam-dalam. Semua ada pasangannya , akan ada tangis akan ada tawa akan ada doa akan ada derita, ada luka ada bahagia, ada cinta dan ada benci, ada sedih ada bahagia, ada hidup ada mati. Semua sudah menjadi hukum alam yang tidak perlu untuk diperbincangkan. Semua akan hilang kelak dalam sebuah akhir waktu yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan dan sudah diisyaratkan dalam firman-firmanNya di dalam Alquran.
Sahabat, takdir pula yang akan memisahkan kita dan atau mempertemukan kita. Harap kita kita akan bertemu dalam bahagia dan tawa, karena kita ingin mengulang masa-masa indah dahulu. Masa itu apakah akan berlajut di 2010, nobody knows. Sebuah pengharapan yang layak untuk memperoleh hidup lebih baik dan mendapatkan hidup lebih bermakna bagi sepasang sahabat yang saling merindu. Di 2010, harap itu semoga menjadi nyata dan mimpi-mimpi itu akan datang dan aku yakin akan kebesaran Tuhan. Allah ya Rabbi.
2010, sebuah episode Bumi Serpong Damai masih akan aku jalani, sebuah masa yang aku belum tahu kapan aku akan mengakhirinya. Aku ingin masa indah Surabaya terulang baik dalam akhirnya. Aku ingin berakhir dengan baik baik saja. Aku ingin pulang dengan sejuta terima kasih dan sejuta harap akan meninggalkan kesan lebih mempesona. Semua akan baik-baik saja. Kan kujaga dan akan kupinta agar aku tetap seperti aku yang dulu, seperti yang kumau dan seperti yang aku inginkan. Semua akan menjadi nyata kalau aku mau berikhtiar.  
Selamat datang hitungan tahun yang baru, sungguh masamu akan memberi warna pada semua pilihan hidupku. Ya Allah, berilah jalan terang padaku, biarkan aku menjemput mimpiku dan biarkan aku menjadi salah sutu orang yang berguna bagi hidup orang-orang disekelilingku. Biarlah damai bersemayam dalam menggapai mimpi. Mimpi itu bukan kepagian, mimpi itu akan menjadi nyata, tapi satu aku yang belum tahu, kapan mimpi itu akan menjadi kenyataan, apakah mungkin di 2010, atau satu dua tahun lagi.
Selamat datang kembali periode hidup baru, semoga denganmu aku merasa hidup lebih baik, semoga hidup akan lebih bermanfaat. Selamat datang periode penuh ketidakpastiaan, aku akan mencoba kembali nasibku, semoga menjadi lebih beruntung.  
Ingin kutulis sebuah curahan hati tantang waktu…
Apakah waktu akan terus berjalan? Atu sekedar terjepit dalam sebuah periode? Aku tidak mau tahu
Apakah usia akan merubah kerut mukaku, akupun enggan mencari tahu
Apakah keputusasaan akan menutup pintu kemenangan? Aku malas untuk memahami itu
Aku yakin semua sudah ada yang menjalankan dengan sebaik-baiknya, aku tahu akan ada yang hilang dan akan ada yang datang kawan
Aku seharusnya berada di sisi waktu agar aku bisa jadi saksi dan aku bisa jadi super hero.
Tapi aku lagi lagi takut untuk bermain main dengan kemungkinan-kemungkinan itu.
Aku memang pengecut tapi aku enggan disebut pengecut, aku memang pencari aku aku bukan seorang pengecut, karena hidupku hanya sakali, aku ingin segalanya lebih baik…
Aku ingin kawanku, bisa berkompromi dengan sang waktu, biar ia yang jadi murobbiku sekarang hingga akhir hayat kelak.

Selamat Datang Periode Waktu 2010, Aku menunggumu untuk mengantarkanku pada sebuah kesuksesan.
Eka Hospital Spring Leafe Cafe, 1 Januari 2010.