Aku tidak habis pikir, mengapa waktu berlalu begitu cepatnya. Seakan semuanya berlalu tanpa kesan dan meninggalkan jejak yang jelas. Detik demi detik berjalan seolah tidak ada kesan satupun yang tertinggal.
Menjalani amanah yang semakin hari semakin kompleks menuntut siapapun untuk selalu melakukan manajemen waktu dengan baik. Alhasil, waktu terasa begitu berharga, ada keinginan-keinginan yang harus dikorbankan demi kepentingan lain yang lebih penting.
Hidup di Jakarta dengan segala rutinitasnya berisiko membuat hidup menjadi hambar dan monoton. Mengurai kemacetan hari demi hari, berjuang melawan stress dan polusi serta seabrek permasalahan ibukota lainnya adalah fenomena hidup di metropolitan Indonesia. Hidup di Ibukota ibarat makan buah simalakama. Di satu sisi memiliki peluang besar untuk karier dan di satu sisi lainnya rentan membuat sel-sel tubuh kita menjadi tua dan rapuh.
Waktu memang berharga, banyak orang yang menjadi master dalam manajemen waktu dan banyak orang yang menghindar terhadap waktu. Ia membiarkannya berlalu, pikirnya toh waktu tidak harus beli. Semua orang memiliki modal yang sama, semuanya sama 24 jam tanpa ada yang dikurangi sedikitpun. Modal yang sama tapi kenapa hasilnya berbeda dalam menyikapi waktu? You know lah….
Menjadi orang yang bisa menaklukkan waktu memang tidak gampang. Banyak faktor yang menyeret kita untuk menjauh dari kisaran waktu, sehingga kita enjoy menjadi orang yang bergelar sang obral waktu..he..he…agak maksa istilahnya. Sedangkan Tuhan sudah menjelaskan dalam kitabnya bahwa demi masa sesungguhnya manusia dalam kerugian. Ya, itulah fenomenanya. Lihatlah sekeliling kita, dikala sebagian orang bekerja keras banting tulang dan sebagian lagi berleyeh-leyeh mengangkat kaki mengobrol ngalor ngidul nggak karuan. Membunuh waktu istilahnya…pheww….
Seandainya waktu bisa di save dan dikomersilkan, tentu waktu luang kita bisa ditabung dan kemudian pas ada moment kita mengalami deficit waktu, maka waktu bisa kita unduh. Ngarep banget kan? Anyway, waktu akan terus berjalan, cuma bijaksana dalam memanfaatkan waktu . Hal itulah yang akan menolong kita hidup lebih baik dan terarah. Usia memang tidak panjang, mari kita berdoa semoga waktu tidak membawa kita hanya menjadi lebih tua dan hanya mengantarkan pada pengalaman yang berulang.
Menjalani amanah yang semakin hari semakin kompleks menuntut siapapun untuk selalu melakukan manajemen waktu dengan baik. Alhasil, waktu terasa begitu berharga, ada keinginan-keinginan yang harus dikorbankan demi kepentingan lain yang lebih penting.
Hidup di Jakarta dengan segala rutinitasnya berisiko membuat hidup menjadi hambar dan monoton. Mengurai kemacetan hari demi hari, berjuang melawan stress dan polusi serta seabrek permasalahan ibukota lainnya adalah fenomena hidup di metropolitan Indonesia. Hidup di Ibukota ibarat makan buah simalakama. Di satu sisi memiliki peluang besar untuk karier dan di satu sisi lainnya rentan membuat sel-sel tubuh kita menjadi tua dan rapuh.
Waktu memang berharga, banyak orang yang menjadi master dalam manajemen waktu dan banyak orang yang menghindar terhadap waktu. Ia membiarkannya berlalu, pikirnya toh waktu tidak harus beli. Semua orang memiliki modal yang sama, semuanya sama 24 jam tanpa ada yang dikurangi sedikitpun. Modal yang sama tapi kenapa hasilnya berbeda dalam menyikapi waktu? You know lah….
Menjadi orang yang bisa menaklukkan waktu memang tidak gampang. Banyak faktor yang menyeret kita untuk menjauh dari kisaran waktu, sehingga kita enjoy menjadi orang yang bergelar sang obral waktu..he..he…agak maksa istilahnya. Sedangkan Tuhan sudah menjelaskan dalam kitabnya bahwa demi masa sesungguhnya manusia dalam kerugian. Ya, itulah fenomenanya. Lihatlah sekeliling kita, dikala sebagian orang bekerja keras banting tulang dan sebagian lagi berleyeh-leyeh mengangkat kaki mengobrol ngalor ngidul nggak karuan. Membunuh waktu istilahnya…pheww….
Seandainya waktu bisa di save dan dikomersilkan, tentu waktu luang kita bisa ditabung dan kemudian pas ada moment kita mengalami deficit waktu, maka waktu bisa kita unduh. Ngarep banget kan? Anyway, waktu akan terus berjalan, cuma bijaksana dalam memanfaatkan waktu . Hal itulah yang akan menolong kita hidup lebih baik dan terarah. Usia memang tidak panjang, mari kita berdoa semoga waktu tidak membawa kita hanya menjadi lebih tua dan hanya mengantarkan pada pengalaman yang berulang.