HPku berdering dan sebuah nama tertulis dari layar HPku, sahabatku menelponku ketika aku lagi on duty, pasti ada yang sangat penting yang ingin ia sampaikan mungkin sampai ia menghubungiku, Begitu pikirku kala itu. Dari seberang sana suara itu hanya sayup-sayup dan sesekali terdengar isak tangis dan sedu sedan. What Happened Sister? Hampir tidak pernah kudengar suara tangisnya selama ini. Ia kukenal sebagi seseorang yang kuat, tegar dan tak pernah punya masalah. Baginya hidup adalah kesenangan, menikmati hidup adalah tujuan hidupnya. Laksana hidup di dunia kan selama-lamnya dan tiada akhir? “Aku capek, aku lelah,” jawabnya ketika kudesak apa yang terjadi. Pikiranku terus melayang dan mencoba mengaktifkan sel-sel neuronku yang sebagian masih tidur. Apa ada yang salah dengan aku ya?”Begitu benakku berpikir”. Takutnya aku pernah salah sama dia. “Ada apa Sister?” May I help you,” pintaku seraya membangun thrust. “Aku capek, aku capek sekali, tetapi aku tidak mampu bercerita, aku tak sanggup…bla…bla..bla..”, kalau dirangkum intinya dia capek akan tetapi dia tidak mau menjelaskan kenapa dia capek. Sedu sedannya ibarat tembakan salvo yang bertubi-tubi ditembakkan diangkasa sembari mengirinya kepergian seorang pahlawan. Ya, pahlawan ketegarannya telah pergi, kekuatan yang ia gadang-gsdang sebagai seseorang yang masa bodoh mulai sirna. Ada apakah ini?
Otakku walaupun pas-pasan kalau diadu untuk merangkai peristiwa dan untuk menyusun hipotesa-hipotesa tentu masih mampulah. Walaupun kalau dikompetisikan pasti bukan juaranya. Peristiwa-peristiwa itu telah menggiringku akan sebuah kesimpulan yang aku yakin pasti ada kebenarannya. Walaupun ¼ atau nyerempet-nyerempet sedikit. Biar aku dan Tuhan yang tahu. Karena memang itu bukan urusannku. Dia bercerita padanya mungkin hanya untuk membagi beban agar tidak terlalu berat.
Mekanisme koping yang ia bangun selama ini, perlahan runtuh. Benteng ketabahan yang ia jaga selama ini perlahan retak. Aku yakin, ia mampu bangkit dan bertahan. Karena sesungguhnya kekuatan itu masih ada dan kekuatan itu adalah senjatanya selama ini untuk bertahan dan menjalani perannya. Hidupnya memang telah terlibat dalam urusan orang dan ia mengatakannya, tapi ia tak tahu harus kemana dan bagaimana ia menyudahi semua episode yang telah ia jalani dan sekarang ia menyatakan bahwa ia salah selama ini.
Ya whateverlah, semua orang punya masalah. Tergantung kadar masalah tersebut. Orang mungkin mampu bertahan dan tumbuh menjadi laksana kupu-kupau yang indah. Tetapi kita masih punya Tuhan. Masih ada kekuatan doa yang mampu membangun lagi benteng ketabahan kita. Harapan akan selalu ada. Karena masalah bukan hanya milik satu orang saja, aku dan kamu, dia tau mereka pasti punya masalah. Bersabarlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar