Aku merasa orang termiskin di dunia
Yang penuh derita bermandikan air mata
Itulah diriku
Kukatakan padamu
Agar engkau tahu
Siapa diriku
Sebelum terlanjur pikir-pikirlah dulu
Sebelum Engkau menyesal kemudian
Itu tadi sepenggal lagu dari Hamdan ATT termiskin di dunia. Pas nulis di Blog tiba-tiba teringat lirik lagu jadul ini. Setelah dirasa-rasa ternyata maknanya dalam banget ya. Sebuah bentuk merendahkan diri yang mungkin sangat dilebih-lebihkan. coba bayangkan seandainya anda menjadi orang termiskin di dunia, kagak sanggup kali untuk hidup lagi. Males!
Udah jelek, termiskin di dunia lagi. Amit..amit..kagak ada pilihan.
Coba kita lanjutkan liriknya,…
Jangankan gedung gubukpun aku tak punya
Jangankan permata uangpun aku tiada
Itulah diriku
kukatakan padamu
Agar engkau tahu
Siapa Aku…
Ck..ck….ck…hebat juga ya seandainya ada orang yang bener-bener miskin dan mau mengakui ia termiskin di dunia (hidup sekali termiskin di dunia lagi, nasib awak nggak mujur banget). fenomena sekarang banyak orang yang tidak miskin tidak malu untuk mengaku miskin, biar dapat santunan gitu. Walah-walah, kok nggak malu sama Hapenya, nggak malu sama setang bundernya atau nggak malu sama mas intannya yang terkenang (hi..ii…) kayak gitu lebih baik kita beri sebutan sebagai pelacuran citra kali ya, lebih pas..he..he..
Memang tidak semua orang dilahirkan dengan kecukupan, ada yang sangat kekurangan dan ada yang dilahirkan dengan melimpah-limpah (walaupun kadang nggak jelas asal muasal yang melimpah limpah itu, fiuhh). So, Indonesia bisa dikatakan sebagai negara seribu kesenjangan. Bisa jadi akibat lagu termiskin di dunia yang sempat populer tahun 80 an. semoga tidak. Kayaknya kita perlu membuat tandingan supaya impas, judulnya tertajir sealam semesta nggak cuma sedunia lho, biar mantap. Siapa mau coba bikin…silakan……
Yang penuh derita bermandikan air mata
Itulah diriku
Kukatakan padamu
Agar engkau tahu
Siapa diriku
Sebelum terlanjur pikir-pikirlah dulu
Sebelum Engkau menyesal kemudian
Itu tadi sepenggal lagu dari Hamdan ATT termiskin di dunia. Pas nulis di Blog tiba-tiba teringat lirik lagu jadul ini. Setelah dirasa-rasa ternyata maknanya dalam banget ya. Sebuah bentuk merendahkan diri yang mungkin sangat dilebih-lebihkan. coba bayangkan seandainya anda menjadi orang termiskin di dunia, kagak sanggup kali untuk hidup lagi. Males!
Udah jelek, termiskin di dunia lagi. Amit..amit..kagak ada pilihan.
Coba kita lanjutkan liriknya,…
Jangankan gedung gubukpun aku tak punya
Jangankan permata uangpun aku tiada
Itulah diriku
kukatakan padamu
Agar engkau tahu
Siapa Aku…
Ck..ck….ck…hebat juga ya seandainya ada orang yang bener-bener miskin dan mau mengakui ia termiskin di dunia (hidup sekali termiskin di dunia lagi, nasib awak nggak mujur banget). fenomena sekarang banyak orang yang tidak miskin tidak malu untuk mengaku miskin, biar dapat santunan gitu. Walah-walah, kok nggak malu sama Hapenya, nggak malu sama setang bundernya atau nggak malu sama mas intannya yang terkenang (hi..ii…) kayak gitu lebih baik kita beri sebutan sebagai pelacuran citra kali ya, lebih pas..he..he..
Memang tidak semua orang dilahirkan dengan kecukupan, ada yang sangat kekurangan dan ada yang dilahirkan dengan melimpah-limpah (walaupun kadang nggak jelas asal muasal yang melimpah limpah itu, fiuhh). So, Indonesia bisa dikatakan sebagai negara seribu kesenjangan. Bisa jadi akibat lagu termiskin di dunia yang sempat populer tahun 80 an. semoga tidak. Kayaknya kita perlu membuat tandingan supaya impas, judulnya tertajir sealam semesta nggak cuma sedunia lho, biar mantap. Siapa mau coba bikin…silakan……