Pernah dengar rangkaian kalimat berikut,“ Tulis yang dikerjakan, kerjakan yang ditulis dan bisa dibuktikan.“ Bagi yang sudah sering gabung dalam pokja akreditasi pasti sudah familiar dengan ungkapan tersebut. Dalam akreditasi KARS, ISO maupun JCI, semuanya memang memiliki esensi yang hampir sama, semua harus tercatat dan terbukti dan bisa dipertanggungjawabkan dengan kadarnya masing-masing.
Dalam hidup kita sehari-hari, kadang kita melupakan hal-hal sederhana dengan menulis apa yang sudah kita lakukan dan menulis apa yang akan kita kerjakan. Sebagian dari kita memang lebih menyukai filosofi hidup kayak air. Biarkan hidup mengalir bak air, alias tanpa perencanaan dan dokumentasi.
Banyak pengalaman yang mengajarkan kepada kita tentang pentingnya perencanaan yang salah satunya dengan membuat konsep secara tertulis, melakukan dokumentasi dan report dalam bentuk tulisan, mengapa harus dalam bentuk tulisan? Kenapa tidak lisan saja lebih paperles? He..he..sekarang memang bukan saatnya ngomongin green peace lho!
Tulisan memang lebih everlasting, dokumentasi bisa melindungi kita dari tuduhan dan permasalahan sepele yang berlarut-larut tetapi karena tidak ada evidence akhirnya memanjang kesana kemari. Hal itu tidak akan terjadi seandainya kita rajin dalam menulis, merencanakan dan mendokumentasikan. Bukankah zaman prasejarah diakhiri karena ada unsur tulisan yang membuka mata manusia tentang sejarah yang akhirnya membelajarkan kita.
Mari menulis, dari yang sekecil-kecilnya, mari susun dokumentasi dan arsipkan segala hal yang kita anggap penting. Dengan itu semoga hidup kita lebih terprogram dan semua dapat berjalan sesuai dengan kehendak kita. Semoga kita tidak akan menyesal. Dengan menulis akan mengasah kognitif kita dan aku menyebutnya sebagai salah satu metode “On Going Learning”, belajar berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar