Selasa, 12 Januari 2010
Lentera yang Tidak Kunjung Padam
Mendefinisikan Lentera sebagai sebuah benda tentu pikiran kita tidak akan jauh-jauh dengan lampu remang-remang yang menggambarkan tentang kesederhanaan, pelita yang menyinari kegelapan, dan sebagai lambang sebuah harapan yang tersisa.
Lentera, bagiku memiliki sebuah makna panjang yang mampu menggoreskan prasasti dalam kehidupanku. Bukan hanya sebuah kata tetapi mampu menyajikan banyak cerita tentang kisah masa mudaku.
Lentera, bagi sebagian orang tidak bermakna, bagiku lentera adalah spiritku untuk mencapai cita-cita. Begitu kagumku dengan lentera hingga banyak hal yang akhirnya menjadi bernama lentera. Wisma lentera, lentera nasheed, hingga kujadikan Lentera sebagai paswordku di pelbagai macam aktivitas. Wisma Lentera, kini telah tiada seiring para personilnya yang satu demi satu meninggalkan Wisma kecil di kampung Sumurboto Semarang. Wisma lentera akan tetap membawa cerita buat anak cucu kelak, wisma yang tidak sekedar wisma akan tetapi mampu mengabadikan persahabatan anak-anak dengan berbagai macam latar belakang dalam sebuah kesatuan yang unik, sebuah persahabatan yang sederhana dan tanpa syarat apa-apa. Wisma lentera, kehadirannya mungkin tidak membawa pencerahan apa-apa bagi masyarakat sekitarnya tetapi ketulusannya dalam berbagi akan menjadi sebuah memori yang mungkin masih tersisa buat saudara-saudarku di kota Semarang.
Pudarnya wisma lentera, seiring berlalu satu demi satu penghuninya, membawa padam pula pada lentera Nasheed. Lentera Nasheed adalah sebuah warna seni tersendiri yang mampu menyadarkanku bahwa ada seni yang bisa dilakukan dengan sederhana dan tulus. Dalam Lentera Nasheed, begitu banyak membawa kisah tentang kebahagiaan, tentang kebodohan, tentang keanehan, tentang ketidakpeduliaan dan lain sebagainya. Lentera Nasheed, berharap akan membawa sebuah cahaya. Cahaya itu memang sempat ada, tapi padam juga pada akhirnya.
Lentera, akan kemana kisah itu akan kubawa. Semoga cahayamu tetap hidup di hati para mantan personilnya yang kini telah hidup dengan kehidupan yang baru di Bumi Allah yang lain. Semoga tetap menyala di Hati, seperti cahaya dari lady with the lamp yang sampai kini msaih menyala dihati para pemujanya.
Lentera, bagiku kamu adalah cahaya yang tidak kunjung padam hingga kini....
Cerita ini kupersembahkan buat rekan-rekan lentera yang dimanapun kamu berada : Yonni, Oni, Latief, Sang Bedjo, Heri, Trisno, Gunawan, Danang, Aprin...keep in touch ya........ojo lali kapan reunian nich, di Ngawi aja piye?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar