Inilah Episode Yang Aku Sebut “Membunuh Waktu”
Sungguh mulia orang-orang yang senantiasa istiqomah berjuang di jalan Allah, yang senantiasa berfikir bahwa harta dan waktunya telah dibeli oleh Allah dan yakin bahwa kejayaan itu akan datang, mereka punya cita, mereka punya cinta dan waktu bagi mereka sungguh berkah. Betapa waktu ibarat pisau, kadang bisa melukai kadang bisa mempersenjatai dan kadang mampu menjadi sahabat dalam karya-karya yang bermanfaat. Waktu harta yang mahal karena dengan membayar berapapun kita tidak mampu membeli agar sang waktu yang berlalu sudi kembali menghampiri. Aku ingat selalu akan pesan saudaraku Witri akan hal itu. Waktu yang akhirnya mengubah segalanya, waktu yang membuat segalanya berubah. Waktu yang membuat luka menjadi lebih kering dan waktu yang menghatarka kita pula pada sebuah ujung hidup yang kita sendiri tidak tahu kapan itu akan datang.
Membunuh waktu, sungguh sebuah ungkapan konyol yang sebenarnya aku malas mengutipnya. But, Brother, aku terlalu sering melakukan itu. Berapa usiaku yang sia-sia tanpa bekas dan hanya berujung pada kejumudan semata di ujung usahaku. How come? Ya itulah realita, aku enggan mengulang kembali kesalahan itu. But, biar semua menjadi ilham dan hikmah yang akan membawa aku pada sebuah ungkapan yang lebih mulia daripada membunuh waktu.
Aku ingin mengcopy hidup orang-orang yang umurnya berkah, tapi apa daya. Aku bukan superman dan sangat susah untuk menjadi superboy. Tidaklah semudah bermimpi, walau aku tahu mimpi itu gratis dan Cuma-Cuma. Hidup selalu berpacu dengan waktu dan hidup akan terus berputar dan dunia akan terus berlanjut dengan atau tanpa kehadiranku. Aku memang sadar bahwa kontribusiku pada umat masih nol besar. Aku tidak mampu menjadi pemenangnya hari ini. Walau Tuhan tahu siapa yang akan jadi pemenangnya tapi aku enggan mencari tahu, karena akulah yang akan tampil sebagai nominatornya 10 tahun lagi. 10 tahun lagi bukan waktu yang singkat untuk menjadikanku sebuah puncak pencapaian hidup yang saat ini. Hidup ini sungguh unpredictable. Aku melihat sungguh banyak ketidakadilan yang menyertaiku dan menyertai kehadiran sang jabang bayi yang putih bersih dan tiada berdosa. Hidup kadang menyenangkan karena atas nama cinta, tapi buatku hidup tanpa cinta adalah sah-sah saja.
Andai aku punya target, tentu aku tiada akan seperti ini. Sahabatku telah mengajarkanku agar aku punya target yang jelas, aku coba dan hingga saat ini belum juga ada target yang jelas. Aku bingung menjadikan targetku karena kesempatan dan peluang itu datang tiba-tiba dan pergipun tiba-tiba, sungguh konyol. Target, mau tidak mau harus aku menulisnya dalam upayaku mencapai sang pemenang. Ya Allah, hanya padamu aku bergantung dan hanya padamu aku berserah diri. Karena hidup hanya sekali, ada dan tiada aku dunia akan terus berputar.
Jumat, 01 Januari 2010
Membunuh Waktu......
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar