Ada sabar di Busway…
Naik Busway bagiku adalah alternative dengan risiko yang palinng kecil untuk transportasi di Jakarta. Selain terjangkau, nyaman karena ada AC, serta paling minimal macet karena punya jalur tersendiri. Busway menjadi pilihan seharihariku ketika berangkat ke kantor di daerah kuningan. Nggak ribet langsung masuk shelter langsung berangkat asalakan mau masuk di antrian berdiri. Cukup maksimal lima menit langsung berangkat. Dibandingkan kopaja dan metromini busway lebih manusiawi walaupun harus berdiri. Naik kopaja atau metromini rawan sekali diturunkan ditengah kalan dan dioper ke angkot lain, rentan terkena karat karena hampir full body bus sudah karatan, rentan rokok karena ada saja warga kota yang gemar merokok di tempat-tempat umum walaupun sudah dilarang, dasar bandel.
Pernah suatu hari aku naik kopaja dari blok M ke Ragunan, sudah jalannya kayak kebo, slow banget dan ditengah jalan dioper, belum sampai poolnya sudah disuruh turun dengan alasan nggak jelas dan nggak bertanggungjawab, akhirnya aku harus nyari angkot lain yang lama ngetemnya bisa untuk tidur karena saking lamanya, dan ternyata ketika jalan baru lima menit sudah nyampe departemen pertanian dekat ragunan, tahu gitu aku jalan kaki saja ya. Maklum, orang baru di Jakarta, masih belum hafal jalan. Yang seharusnya Cuma habis 2 ribu jadi habis 6 ribu, tahu gitu naik busway aja ya. Cuma 3,5 but pasti nyampainya. Dingin lagi, tambah pengalamanlah itung-itung.
Naik busway ternyata banyak pemandangannya, dikoridor 6 yang tiap hari aku lalui banyak pemandangan bening sepanjang jalan. Maklum, kawasan kuningan adalah kawasan bisnis jadi yang naik ya orang-orang kantoran yang seger-seger tiap harinya. Yang aku herankan, ternyata tingkat kesabaran warga Jakarta sangat tinggi. Rela ngantre di shelter dan jarang aku lihat yang nyerobot antrian dengan semena-mena. Sabar antri dan sabar menanti Busway berikutnya. Ketika antri tiketpun juga rapi, bisa juga ternyata orang Indonesia antri. Di daerah, paling susah orang disuruh antri, maunya nyerobot saja, antri dikit sudah ngomel nggak karuan, judul-judulnya berantem. Parah memang.
Memang ada hikmah dibalik kekurangan dalam sebuah sistem, semoga semua bisa diatasi dan dapat menjadi lebih baik dan semuanya menjadi lebih teratur. Harapanku dan harapan kita semua.
Naik Busway bagiku adalah alternative dengan risiko yang palinng kecil untuk transportasi di Jakarta. Selain terjangkau, nyaman karena ada AC, serta paling minimal macet karena punya jalur tersendiri. Busway menjadi pilihan seharihariku ketika berangkat ke kantor di daerah kuningan. Nggak ribet langsung masuk shelter langsung berangkat asalakan mau masuk di antrian berdiri. Cukup maksimal lima menit langsung berangkat. Dibandingkan kopaja dan metromini busway lebih manusiawi walaupun harus berdiri. Naik kopaja atau metromini rawan sekali diturunkan ditengah kalan dan dioper ke angkot lain, rentan terkena karat karena hampir full body bus sudah karatan, rentan rokok karena ada saja warga kota yang gemar merokok di tempat-tempat umum walaupun sudah dilarang, dasar bandel.
Pernah suatu hari aku naik kopaja dari blok M ke Ragunan, sudah jalannya kayak kebo, slow banget dan ditengah jalan dioper, belum sampai poolnya sudah disuruh turun dengan alasan nggak jelas dan nggak bertanggungjawab, akhirnya aku harus nyari angkot lain yang lama ngetemnya bisa untuk tidur karena saking lamanya, dan ternyata ketika jalan baru lima menit sudah nyampe departemen pertanian dekat ragunan, tahu gitu aku jalan kaki saja ya. Maklum, orang baru di Jakarta, masih belum hafal jalan. Yang seharusnya Cuma habis 2 ribu jadi habis 6 ribu, tahu gitu naik busway aja ya. Cuma 3,5 but pasti nyampainya. Dingin lagi, tambah pengalamanlah itung-itung.
Naik busway ternyata banyak pemandangannya, dikoridor 6 yang tiap hari aku lalui banyak pemandangan bening sepanjang jalan. Maklum, kawasan kuningan adalah kawasan bisnis jadi yang naik ya orang-orang kantoran yang seger-seger tiap harinya. Yang aku herankan, ternyata tingkat kesabaran warga Jakarta sangat tinggi. Rela ngantre di shelter dan jarang aku lihat yang nyerobot antrian dengan semena-mena. Sabar antri dan sabar menanti Busway berikutnya. Ketika antri tiketpun juga rapi, bisa juga ternyata orang Indonesia antri. Di daerah, paling susah orang disuruh antri, maunya nyerobot saja, antri dikit sudah ngomel nggak karuan, judul-judulnya berantem. Parah memang.
Memang ada hikmah dibalik kekurangan dalam sebuah sistem, semoga semua bisa diatasi dan dapat menjadi lebih baik dan semuanya menjadi lebih teratur. Harapanku dan harapan kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar