Inspirasi negeri lima Menara
Seandainya aku bisa kembali ke masa silam, ingin aku ulang dan putar kembali jalan hidup yang telah aku lalui….cita-cita yang mustahil jadi nyata, namanya juga berandai-andai, mumpung gratis. Negeri lima menara, sebuah novel inspiratif yang bermotto “man jadda wa jadda”, siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil. Novel tersebut memaksaku untuk berandai-andai aku bisa kembali ke masa kecilku, dan memilih menjadi santri. Di samping itu ada nilai yang tertanam bahwa perlu sedikit lebih kerja keras dari yang lain untuk menjadi pemenang, fiuhhh sebuah kata-kata yang inspirasional dan sungguh rasional.
Negeri lima menara, perjalanan anak manusia, mengarungi hidup dengan segala kembang gulanya, manis pahitnya, suka dukanya. Belajar di pondok dengan segala kesederhanaannya, dengan segala tantangannya. Alur cerita berkisah tentang persahabatan, kerja keras, keberuntungan, pilihan hidup, kebersamaan dan lain-lainnya.
Seandainya aku bisa memilih, alangkah menyenangkan apabila aku bisa menuntut ilmu di Pondok Pesantren. Sayangnya aku udah beranjak tua kini, nggak mungkin sekolah pondok bersama anak-anak yang lebih pantas menjadi keponakanku he..he…, lebih nyesel lagi Pondok tersebut sebenarnya Cuma 2 -3 jam dari desaku dengan menggunakan Bis. Yang dari luar jawa saja datang berduyun-duyun untuk nyantri, aku yang dekat aja nggak kepikiran belajar nyantri di pondok. Pikirku dulu kalau nyatri itu nggak keren, ntar kelihatan banget bau surganya, gak bisa senang-senang dan seribu satu ketakutan lainnya yang nggak beralasan.
Yow wis lah, wis kadung. Semoga keturunanku kelak menjadi orang-orang yang senantiasa ikhlas diajar dan mengajar, membagi ilmu yang bermanfaat serta menjadi manfaat bagi orang lain. Harapanku sekarang semoga aku mendapat jodoh orang yang lulusan pesantren, minimal kayak Anna Althafunnisa or Qonita di Ketika Cinta Bertasbih (Mimpi kali yee…), boleh bermimpi asalkan mimpi itu gratis, why not, kayak si Alif mimpi ke Eropa akhirnya kesampaian juga kok.
Sekilas hampir mirip esensinya dengan laskar pelangi, tentang keberanian bermimpi dan berani hidup serta tidak takut mati. Hidup hanya sekali, semoga indah dan berwarna-warni seperti pelangi. Ayo merantau karena matahari masih sepenggala, sebelum tertutup pintu masa muda. Semoga indah pada akhirnya…
NB : Semoga segera di Filmkan, kalau mau cari tokoh figuran kayaknya aku siap…^+^
Seandainya aku bisa kembali ke masa silam, ingin aku ulang dan putar kembali jalan hidup yang telah aku lalui….cita-cita yang mustahil jadi nyata, namanya juga berandai-andai, mumpung gratis. Negeri lima menara, sebuah novel inspiratif yang bermotto “man jadda wa jadda”, siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil. Novel tersebut memaksaku untuk berandai-andai aku bisa kembali ke masa kecilku, dan memilih menjadi santri. Di samping itu ada nilai yang tertanam bahwa perlu sedikit lebih kerja keras dari yang lain untuk menjadi pemenang, fiuhhh sebuah kata-kata yang inspirasional dan sungguh rasional.
Negeri lima menara, perjalanan anak manusia, mengarungi hidup dengan segala kembang gulanya, manis pahitnya, suka dukanya. Belajar di pondok dengan segala kesederhanaannya, dengan segala tantangannya. Alur cerita berkisah tentang persahabatan, kerja keras, keberuntungan, pilihan hidup, kebersamaan dan lain-lainnya.
Seandainya aku bisa memilih, alangkah menyenangkan apabila aku bisa menuntut ilmu di Pondok Pesantren. Sayangnya aku udah beranjak tua kini, nggak mungkin sekolah pondok bersama anak-anak yang lebih pantas menjadi keponakanku he..he…, lebih nyesel lagi Pondok tersebut sebenarnya Cuma 2 -3 jam dari desaku dengan menggunakan Bis. Yang dari luar jawa saja datang berduyun-duyun untuk nyantri, aku yang dekat aja nggak kepikiran belajar nyantri di pondok. Pikirku dulu kalau nyatri itu nggak keren, ntar kelihatan banget bau surganya, gak bisa senang-senang dan seribu satu ketakutan lainnya yang nggak beralasan.
Yow wis lah, wis kadung. Semoga keturunanku kelak menjadi orang-orang yang senantiasa ikhlas diajar dan mengajar, membagi ilmu yang bermanfaat serta menjadi manfaat bagi orang lain. Harapanku sekarang semoga aku mendapat jodoh orang yang lulusan pesantren, minimal kayak Anna Althafunnisa or Qonita di Ketika Cinta Bertasbih (Mimpi kali yee…), boleh bermimpi asalkan mimpi itu gratis, why not, kayak si Alif mimpi ke Eropa akhirnya kesampaian juga kok.
Sekilas hampir mirip esensinya dengan laskar pelangi, tentang keberanian bermimpi dan berani hidup serta tidak takut mati. Hidup hanya sekali, semoga indah dan berwarna-warni seperti pelangi. Ayo merantau karena matahari masih sepenggala, sebelum tertutup pintu masa muda. Semoga indah pada akhirnya…
NB : Semoga segera di Filmkan, kalau mau cari tokoh figuran kayaknya aku siap…^+^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar