Senin, 01 November 2010

Lebih dari Sekedar Membaca Buku



Sebagian orang berwisata di Museum adalah sebuah aktivitas yang tidak menantang. Banyak orang beranggapan apabila berwisata di Museum akan membuat pikiran tambah jutek dan tidak ada nuansa refreshinya yang menyegarkan pikiran. Berwisata memang sebuah aktivitas yang menyenangkan, karena hampir semua orang menyukai aktivitas ini. Cuma pilihan tempat aktivitas yang membuat orang memandang beda terhadap kegiatan berwisata ini.

Benar kata orang, mengunjungi museum ibarat lebih dari sekedar membaca buku. Dengan membaca buku kita dipaksa untuk mengembangkan imaginasi kita dan berkhayal tentang apa yang dideskripsikan oleh buku tersebut. Dengan mengunjungi museum ternyata banyak sekali hal-hal menarik yang bisa kita petik. so, tidak fair rasanya kalau museum hanya diidentikkan hanya cocok untuk anak-anak SD yag dipaksa belajar IPS oleh guru-guru mereka. Dengan membawa catatan berkeliling-keliling museum untuk mengejar target laporan yang banyak dari mereka sebenarnya tidak bisa memahami arti museum itu sendiri. But, itu lebih baik daripada cuma sekedar pengalaman di kelas dengan metode pendidikan pedagogi yang tidak up to date lagi.

Jalan-jalan kita kali ini adalah seputar kota Tua di Jakarta. Sudah direncanakan 2 Bulan Sebelumnya dan akhirnya kesampaian juga untuk jalan-jalan untuk mengenang kembali kejayaan Batavia tempo dulu. Jadi ingat sama cerita si Pitung, atau filmnya Ca Bau Khan. Seandainya jakarta terus dikuasai oleh Belanda hingga saat ini pasti model bangunannya akan klasik sekali seperti Museum Bank Mandiri, dimana arsitekturnya Eropa Banget. Cocok untuk foto pre wedding dan pengambilan film bernuansa jadul.

Sungguh disayangkan, wisata kota tua ini tidak semegah yang dibayangkan. Dimana eksotismenya kota Tua tidak lagi terjaga, kalah sama kebisingan kota yang mengelilinginya. Satu persatu mulai dilahap oleh kapitalisme dan keangkuhan Jakarta masa kini. Sungguh sayang sekali, dimana seharusnya nuansa klasik bisa diabadikan dan menjadi monumen bagi bangsa ini, akan tetapi ketidakpedulian bangsa ini pula yang menjadi aset-aset berharga musnah satu persatu hiks..hiks...

Bersepeda keliling kota lama ternyata tidak semenarik yang aku bayangkan, dengan rute yang tidak jelas membuat bersepeda tidak nyaman. Belum lagi kebisingan lalu lintas kota yang semrawut dan amburadul tidak karuan. Bayangin, seandainya gaya kita sudah menjiwai dengan naik onthel dengan topi bergaya jadul dengan niat untuk napak tilas but ketika jalan di sekitar kota tua, sepeda onthel seakan bersaing dengan Bis, Sepeda Motor, Truk, Gerobak kaki lima dll. Mana asyiknya, malah kita yang kayak pemain film figuran yang tersesat di jalan raya kota. Tragis…

Bagiku dan teman-teman, bukan hanya sekedar wisata sih. Ada banyak hikmah yang bisa diambil, terutama pengalaman hidup. Dengan membaca sejarah diharapkan kita menjadi insan yang lebih bijaksana dan bisa menghargai setiap detail karya pendahulu kita. Semangat kebersamaan yang mungkin sudah mulai memasuki injury time, mengingat kita-kita udah pada mendekati tuwir dan mulai karatan. Faktor Umur yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yo wis lah, kita memang tidak bisa menawar takdir. Jalani kehidupan dengan senyuman dan aku yakin bahwa harapan hidup lebih baik akan selalu ada.

Tidak ada komentar: