Rabu, 08 September 2010

Episode Alkes


Berat sekali aku untuk menulis saat ini, tapi waktu akan mengikis ingatanku tentang peristiwa-peristiwa bersejarah yang akan menjadi salah satu episode dalam hidupku. Malas menulis berarti aku mulai tidak peduli pada hidupku. Aku harus punya semangat menulis itu, walau satu atau dua paragraph.
Selamat datang episode baru bertepatan dengan datangnya bulan suci ramadhan. Selamat datang episode Alkes yang akhirnya aku memasukimu per 2 agustus 2010. Sudah lama dalam penantian dan keterombang ambingan yang tidak jelas. Akhirnya Tuhan dan aku memilihmu untuk jadi salah satu episode dalam hidupku.
Sebuah episode yang sangat berbeda dengan episode episode sebelumnya. Sebuah episode yang menurut orang adalah prestise, karena aku harus berdasi. Kata orang itu enak, karena tinggal jualan abab saja. Banyak yang ingin turut serta dan berharap lowongan masih ada.
Sebuah jalan hidup yang melunturkan idealisku sebagai seorang perawat yang kata orang mulia dan double gajinya. Kata orang perawat itu hebat. Ada benarnya dan juga ada salahnya menurut saya, tapi aku enggan membahas hal itu sekarang, terlalu rumit dan tidak berkesudahan.
Episode ini, aku memang tidak seperti dulu. Sebelum aku mencoba, sungguh aku merasa canggung, apakah aku sanggup bertahan dengan kehidupan eksekutif, yang membayangkan saja aku males. Sejak dulu aku memang terbiasa hidup dengan gaya hidup kasual dan santai. Tapi apa daya, aku harus menjalaninya, karena itu juga pilihanku.
Kuningan, ragunan Jakarta selatan. Mungkin akan menjadi sejarah hidup yang tak terlupakan. Saat ini aku merasa di episode ini aku mulai nyaman dalam 1 minggu kedatanganku. Biasa sebulan lebih baru aku merasa itu rumahku, tapi kali ini aku sudah mencoba untuk enjoy dan menikmati hidupku dengan kesendirianku. Aku sungguh merasa bahwa Tuhan menengar keluhanku walau selama ini aku malu untuk meminta kepadamu Tuhan, karena aku merasa bukan pria baik-baik yang pantas menerima anugerahMu. Semoga masih ada ampunanMu untukku ya Allah. Tunjukkanlah dan bimbinglah aku selalu sampai akhir hayatku, akhir yang indah.
Tuhan, saat ini aku berada dalam sepenggal episode yang aku sendiri tidak tahu apakah indah, biasa atau istimewa. Aku selalu berharap dalam setiap langkahku untuk selalu ingat akanMu, akan kasih dan karuniaMu. Semoga Engkau tidak meninggalkanku. Aku memang rindu akan kedamaian, sampai saat ini aku belum mendapatkan belahan jiwaku. Hanya paaMu aku berserah diri 100 %, dan aku menerima takdirmu apa adanya.
Ya Allah, semoga dalam 3 bulan pertamaku, Engkau selalu menjagaku dengan penuh cinta dan cahyaMu yang panas dan suci. Tuntunlah aku dalam setiap langkah dan perbuatanku. Jagalah hatiku agar senantiasa padaMu. Pelihara lisanku, pelihara pandanganku dan jagalah hatiku agar senantiasa dalam kebaikan. Ya Allah, tiada daya dan kekuatan selain darimu. Semoga engkau mendengar doaku dalam tulisanku ini. Terima kasih ya Allah.

Tidak ada komentar: