Rabu, 08 September 2010

Kebon Binatang


Kebon Binatang Ragunan
Bon Bin biasanya aku menyingkat untuk istilah kebon binatang. Dalam pikiranku kalau Bon Bin adalah kumpulan binatang-binatang yang dikerangkeng dan didisplay untuk dipertontonkan kepada khalayak ramai. Persepsiku Bon Bin pasti kumuh, bau dan sedikit gersang karena tidak terurus. Pengalamanku mengatakan ketika aku mengunjungi Bon Bin di Surabaya 15 Tahun yang lalu mengatakan seperti itu.
Ragunan adalah sebuah kebun binatang yang terletak di Jakarta Selatan. Persepsiku tentang Bon Bin seperti yang kurekam 15 tahun yang lalui ternyata berubah semenjak aku tinggal di kost samping Ragunan, dimana karena keseringan masuk ke Ragunan hingga aku jatuh cinta sama lokasi tersebut. Sejuk, rimbun, nyaman buat hang out dengan biaya yang murah menjadikan aku betah berlama-lama di Ragunan. Biasanya hari sabtu aku jadikan hari membaca sedunia versi Adi. So, tiap Sabtu pagi setelah melakukan Activity Daily life (Nyuci, setrika, lap-lap, ngepel, berisihin kamar mandi dll) aku beranjak ke Ragunan untuk sekedar mencari tempat yang nyaman buat membaca. Dengan mencari tempat yang nyaman aku bisa menghabiskan satu buku full.
Biasanya, aku mulai jalan terlebih dahulu sambil cuci mata mengelilingi Ragunan, kemudian berhenti untuk mencari posisi yang pas. Biasanya aku piilih lokasi yang agak nyempil dan jauh dari keramaian yang bisa mengganggu konsentrasiku. Yup, biasanya aku pilih lokasi dekat kandang siamang disamping pusat primata. Sepi, sejuk dan nggak ada polusi serta gangguan pedagang. Cuma kadang ada pasangan yang jalan sambil PDA (public Display Affection), bodo amat! Yang penting nggak mengganggu aku. Pernah suatu hari pas lagi asyik-asyiknya baca buku motivasi datang pasangan yang setengah tua lemu ginuk-ginuk atau disingkat setu legi, turut nimbrung di samping bangku yang sudah kupakai duluan. Busyet nih lansia, udah tahu bulan puasa nggak puasa and bikin PDA di depanku. Pheeww, karena ini bukan kawasan mbah saya makanya tak cuekin saja, cuek bebek is the best batinku. Sambil membaca kusetel lagu dari Hape berharap mereka cepat-cepat ngacir, eh ternyata bertahan hingga 5 jam. Malah aku sendiri yang akhirnya ngacir duluan (sudah lohor). Nasib…nasib..ada PDA lansia, batinku.
Ragunan selain memiliki hutan tropis buatan yang lumayan lebat, juga memiliki areal yang nyaman untuk olahraga dan bersantai bersama keluarga sambil potluck. Suatu saat pingin rasanya potluck bersama teman-teman, sambil bersantai dari rutinitas aktivitas kerja yang melelahkan di Jakarta. Sungguh aktivitas yang menyenangkan, apalagi kalau potlucknya dipinggir danau. Sayang belum kesampaian sampai sekarang.
Episode hidup alkesku akan selalu beririsan dengan episode ragunan ini, semoga selalu dalam sinergi dan bisa saling melengkapi. Episode ini memang belum ingin aku akhiri, karena aku menikmati sekali dan berharap apabila aku memasuki episode pernikahan nanti tidak akan jauh dengan episode-episode sebelumnya, sehingga akan menjadi rangkaian cerita yang menyenangkan buat aku bikin buku sejarah hidup kelak, persembahan untuk generasi yang akan aku tinggalkan. Semoga mimpiku menjadi nyata. Amien

Ragunan, Kost, 4 September 2010, 22:36

Tidak ada komentar: