Selasa, 12 Januari 2010

Selera




Kata orang bijak, selera tidak dapat diperdebatkan. Kata orang selera tidak usah dipaksakan. Memang benar ungkapan tersebut, bahwa selera adalah sesuatu yang sangat personal. Mungkin tidak penting bagi kita, tapi sangat special bagi orang lain.
Selera, sebuah hal kecil yang mengajarkan kita tentang arti tenggang rasa, tentang makna toleransi antar sesama. Selera juga mengajarkan kita untuk terus menghargai perbedaan perbedaan kecil di sekitar kita. Cintakupala, adalah sebuah kelompok bermain yang terdiri dari 6-8 orang yang dibentuk ketika aku di kelas 2 SMA. Cintakupala terbentuk dengan berbagai macam karakter dan sifat individu yang beragam dengan pola pikir dan lebih-lebih selera yang extremelly different. Di Cintakupala kami sering berdebat masalah selera, terutama selera makanan. Semakin kita berdebat, maka semakin kita tahu bahwa kita memang mempunyai selera yang berbeda. Dan lagi-lagi kita kembali pada prinsip”Selera Tidak Dapat Diperdebatkan”. Sebuah ungkapan yang menjadi slogan ketika kita masih remaja.
Selera kita memang beda, tapi tidak pantas kita membuat koridor dengan upaya membuat perbedaan itu makin nyata. Biarkan selera orang beda dengan kita, banyak kesamaan yang dapat kita himpun untuk menjadi sebuah kekuatan positif, agar kita bisa memahami bahwa perbedaan itu adalah sunnatullah. Perbedaan prinsip yang membuat kebanyakan orang membuat jarak dengan yang lainnya. Perbedaan prinsip tidaklah harus membuat orang untuk merasa bahwa kita lebih baik dan orang yang tidak seprinsip adalah tidak lebih baik dari kita.
Ketika hidup dalam situasi yang berbeda dengan komunitas kita, kadang kita merasa tidak nyaman dan merasa ini bukan duniaku. Sah-sah saja ketika kita merasa tidak nyaman, karena kita belum menemukan sebuah benang merah yang membuat kita menjadi klik. Buatku, selera, prinsip, dan perbedaan dengan orang lain biarlah menjadi sebuah fenomena hidup yang mesti aku jalani. Buatku, tidak ada alasan orang lain untuk mengganggu hidupku dan tidak ada alasan aku untuk usil mengusik kesenangan orang lain. Biarlah prinsip dan selera kita tetap berbeda, karena aku akan mencoba untuk belajar menghargai.

Tidak ada komentar: